Mohon tunggu...
Arif Pangestu
Arif Pangestu Mohon Tunggu... -

Bukanlah sosok setampan Yusuf As, setabah Ayub As, seberani Ibrahim As, dan sekaya Sulaiman As, tetapi senantiasa berusaha menjadikan diri sebagai sosok mulia layaknya Muhammad saw

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi Hitam

2 Maret 2015   00:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir kopi hitam
Tersaji ditepian malam
Lidah masam tak lagi segan
Meneguk hitam yang tertuang
Merogoh saku jemput selembar uang

Secangkir kopi hitam
Tersaji ditepian malam
Tak terlihat yang tenggelam
Larut bersama hitam kelam
Tertelan di kerongkongan tak bertulang

Secangkir kopi hitam
Tersaji ditepian malam
Tak tahu ada lalat tak mengambang
Racun-racun yang kan masuki badan
Di balik nikmat bukan kepalang

Secangkir kopi hitam

Tersaji ditepian malam
Pembuatnya yang terdiam
Simpani rahasia dalam-dalam
Tentang segala di balik pekat hitam

Bengkulu, 1 November 2014 pukul 9.45 WIB di SMP Negeri 21 Kota Bengkulu, Jln. Merapi Ujung, Kelurahan Panorama, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Ditulis disela-sela kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun