Mohon tunggu...
Arif
Arif Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Sebagai content writer di salah satu lembaga zakat tingkat provinsi Jawa Barat yang berlokasi di kota Depok. Aktif sebagai mahasiswa semester 6 program studi Akuntansi Syariah. Saat ini, menggeluti beberapa organisasi yang diamanahkan sebagai kepala departement Research and Development (RnD) KSEI IsEF dan Senior Research Assistant di SEBI Islamic and Economic Research Center (SIBERC).

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Muhasabah Diri Pasca Ramadhan

25 April 2023   15:07 Diperbarui: 25 April 2023   15:09 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan sudah berakhir, entah bagaimana ekspresi yang tepat untuk menggambarkan suasana hati. Di satu sisi kita bergembira, karena terbebas dari kewajiban berpuasa sehingga tidak perlu menahan haus dan lapar lagi. Namun, di sisi lain kita juga bersedih karena kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan di bulan Ramadhan.

Dari Jabir RA dari Rasulullah SAW pernah bersabda: "Ketika datang akhir malam bulan Ramadhan, langit-langit dan bumi, para malaikat menangis karena merupakan musibah bagi umat Muhammad SAW. Rasul pun ditanya; musibah apa itu yaa Rasulullah? Rasulullah menjawab: lenyaplah bulan Ramadhan karena sesungguhnya doa-doa di bulan Ramadhan dikabulkan, dan sedekah diterima, kebaikan dilipatgandakan, dan adzab (siksa) ditolak."

Hadist di atas menunjukkan besarnya keagungan di bulan Ramadhan. Bahkan para malaikat pun menangis karena khawatir kepada umat Rasulullah dengan berakhirnya Ramadhan. Lantas bagaimanakah dengan kita? Amalan apa saja yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan lalu?

"Sekiranya umatku ini mengetahui kebaikan di bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar sepanjang tahun ini semuanya menjadi Ramadhan." (HR. Ahmad).

Muhasabah melalui Tiga Doa Malaikat Jibril

Dari Jabir RA, bahwa Rasulullah SAW naik ke mimbar. Ketika beliau naik ke anak tangga pertama, kedua, dan ketiga beliau mengucapkan, "Aamiin". Lalu para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, kami semua mendengar engkau berkata: Aamiin, aamiin, aamiin. 

Lalu beliau menjawab, "Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril datang kepadaku dan berkata: Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan namun dosanya tidak diampuni. Maka Aku pun berkata: Aamiin.

Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya tidak membuatnya masuk ke dalam surga. Aku pun berkata: Aamiin.

Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika namamu disebutkan di hadapannya tapi dia tidak bersholawat untukmu. Maka Aku pun berkata: Aamiin. (HR. Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam shahih al-Tirmidzi)

Hadist di atas, seharusnya menjadi renungan kita di saat akhir Ramadhan, karena peristiwa tersebut terjadi di bulan Ramadhan. Kalimat "celakalah seorang hamba" pada hadist tersebut memiliki dua makna. Pertama, ungkapan kebencian terhadap orang-orang yang lalai memanfaatkan peluang bulan Ramadhan. Dan kedua, ancaman bagi orang yang buruk etikanya.

Dosanya Tidak Diampuni

Sebagaimana doa malaikat jibril yang pertama, celaka orang yang mendapati Ramadhan, namun dosanya tidak diampuni. Sejatinya ini sebuah pengingat dan ancaman bagi kita untuk kembali merenungkan amalan apa saja yang telah kita lakukan selama Ramadhan. Dan apakah amalan itu mampu menghantarkan kita kepada ampunan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun