Mohon tunggu...
Arif
Arif Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Sebagai content writer di salah satu lembaga zakat tingkat provinsi Jawa Barat yang berlokasi di kota Depok. Aktif sebagai mahasiswa semester 6 program studi Akuntansi Syariah. Saat ini, menggeluti beberapa organisasi yang diamanahkan sebagai kepala departement Research and Development (RnD) KSEI IsEF dan Senior Research Assistant di SEBI Islamic and Economic Research Center (SIBERC).

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Desa Jantur: Potret Sejarah dan Pesona Keindahannya

21 April 2023   15:20 Diperbarui: 21 April 2023   17:32 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Temu Alumni SMPN 2 Muara Muntai, Desa Jantur, Sumber: Potret Penulis

Desa indah yang jarang tercatat dalam lembar media nasional bahkan provinsi ini sedang ramai diperbincangkan. Pesona perdesaan pinggir sungai yang asri dengan pemandangan jembatan serta rumah panggung terbuat dari kayu ulin bersusun rapi memanjakan mata setiap yang melihatnya.

Desa Jantur itulah sematan untuk desa dipenghujung Kabuaten Kutai Kartanegara, Provisi Kalimantan Timur. Daerah di mana kita tidak akan menemukan sampah yang berserakan, polusi udara dan macet karena banyaknya akibat kendaraan yang berlalu lalang.

Untuk sampai ke Desa Jantur setidaknya memerlukan waktu kurang lebih 5 jam dari ibu kota Provinsi, Samarinda. Jika mengulas sedikit tentang sejarah Desa Jantur, daerah ini pada mulanya adalah hutan belukar yang dikelilingi oleh danau dan rawa yang merupakan cabang dari induk sungai Mahakam.

Karena posisinya yang strategis, maka desa ini berpotensi menghasilkan ikan air tawar. Dengan potensi ikan yang melimpah tersebut pada awal mulanya datanglah orang-orang Banjar dalam skala kecil, hanya beberapa anggota keluarga untuk mencari ikan di daerah ini.

Setelah itu, beberapa anggota keluarga ada yang kembali ke Banjar dan menceritakan bahwa di daerah Borneo ada sebuah wilayah yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal untuk mencari ikan. Hal ini terjadi pada zaman kerajaan Antasari di Banjar, Kalimantan Selatan.

Hingga akhirnya terjadi ruralisasi dari Banjar provinsi Kalaimantan Selatan ke desa Jantur yang sekarang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan tepatnya Kabupaten Kutai Kartanegara.

Karena potensi ikan yang sangat besar, maka mereka memutuskan untuk menetap di desa Jantur dan mulai membuat bangunan tempat tinggal berupa rumah panggung dan rakit-rakit apung.

Sumber: Potret Penulis
Sumber: Potret Penulis

Dalam penetapan nama desa, mulanya berawal dari musyawarah orang-orang Banjar yang sudah menetap di desa tersebut, hingga terjadi kesepakatan bersama yang diambil berdasarkan nama penduduk yang mendiami daerah ini pertama kali yaitu nenek Jantur. Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa nama Desa Jantur merupakan singkatan dari "Jagalah Agamamu Nanti Tuhanmu Ulurkan Rahmatnya".

Seiring dengan berjalannya waktu, desa ini mengalami perkembangan yang signifikan, terlebih dalam jumlah penduduknya yang semakin bertambah. Hingga sekarang Desa Jantur terus mengalami perkembangan kearah yang lebih baik, hal tersebut dapat di lihat dari mulai terpenuhinya fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan masyarakat baik berupa sarana seperti Kantor Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Jalan Umum, Langgar dan Masjid, Sekolah, Balai Desa, Puskesmas bahkan sudah ada Rumah Sakit, dan berbagai sarana lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun