Mohon tunggu...
arif rahman hakim
arif rahman hakim Mohon Tunggu... -

Always try to be better

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pancar mountain, I Will Miss You…

21 Oktober 2010   13:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari Jum’at tanggal 15 oktober 2010, tepat pukul 20.30 WIB, itulah langkah awal petualangan kami calon anggota baru Khatulistiwa Paramadina.Kami akan berangkat menuju kota Bogor tepatnya Gunung Pancar salah satu hutan lindung yang diajadikan tempat wisata. Dengan mengendarai 2 mobil truk besar kami berempat puluh sembilan orang dengan sejumlah panitia berangkat menuju Gunung Pancar.

Kompor, panci, wajan penggorengan, beras dan tas ransel menemani perjalanan kami. Melakukan perjalanan dan petualangan dengan teman-teman baru sangatlah menyenangkan.

Sekitar pukul 23.00 WIB akhirnya kami tiba di gunung pancar, segera kami turun dari truk, untuk bersiap-bersiap melanjutkan perjalanan menuju campground. Dengan ditemani rembulan malam yang begitu indah kami melangkah setapak demi setapak melintasi jalan diterangi obor-obor bambu. Malam itu juga kami mendirikan tenda-tenda yang akan melindungi kami dari terik panas matahari dan dinginya angin malam. Meskipun tidur beralaskan tanah yang begitu keras, itu tak mematahkan semangat kami, karena ini adalah salah satu untuk lebih akrab dengan alam. 4, 5, 6 orang dalam satu tenda tak jadi masalah, meski harus tidur seperti ikan pindang, kami sangat bersuka cita karena disini kami mendapatkan teman dan keluarga baru. Disini saya setenda bersama Aa’, Diki, Agung, dan Husein. Hampir setiap 30 menit saya terbangun dari tidur , tepat jam 5 pagi saya tebangun lagi dari tidur, waktunya sholat shubuh datang, segera saya bergegas menuju kamar mandi, saya merasa ketika berada di alam terbuka bersujud kepada-Nya terasa lebih nikmat dan syahdu. Allohu akbar tanda dimulai, dengan doa-doa mulutkupun seakan-akan bernyanyi, dengan badanku pun mulai bergerak seakakan-akan menari, dengan ditutup salam kuakhiri…

Indah, sejuk dan menenangkan jiwa, ketika kita bersatu dengan alam bertasbih kepada-Nya. Tak lama kemudia kami berkumpul untuk melakukan apel pagi. Kamipun segra menuju kedepan tenda utama, disana kami berkumpul berbaris bersama teman-teman yang lainnya, kakak panitia pun ikut berbaris dengan rapi. Apel ini pertama kalinya sangat lucu sekali, tidak ada yang serius, mungkin karena baru latihan dulu, jadi banyak disingkat-singkat. Tapi Alhamdulillah apel pagi itu dapat berjalan dengan lancer meski masih ada kekurangan. Senior kami Adi yang juga ketua umum khatulistiwa bertindak sebagai inspektur upacara, Made sebagai pemimpin upacara, sahuri dan salah satu angkatan 2010 dipilih menjadi komandan pleton.

To be continue…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun