Apabila kita memperhatikan apa yang dihadirkan oleh media massa saat ini, baik itu cetak maupun elektronik lebih banyak yang menyajikan tulisan atau tayangan yang berbau hiburan yang cenderung tidak mendidik dan tidak ada edukasinya. Kebanyakan itu disajikan pada tayangan yang disiarkan di stasiun-stasiun Tv baik swasta maupun nasional. Tayangan yang dihadirkan lebih banyak didominasi musik, sinetron, talk show dan lain-lain.
Begitu juga media tulis, lebih banyak majalah yang berisi tentang hiburan dan hal-hal yang kurang edukasinya. Hanya beberapa surat kabar tertentu yang menyajikan berita secara utuh dan aktual. Mungkin itu semua juga karena tuntutan pasar yang lebih suka membaca atau melihat tayangan yang bersifat hiburan dan ringan untuk dicerna.
Sebenarnya jika kita melihat fungsi komunikasi massa sebagai social learning, dia mempunyai potensi yang sangat bagus dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Karena melalui media-media ini masyrakat akan lebih gampang dan mudah mendapat informasi lebih cepat dan merata, karena ini merupakan sarana yang paling mudah.
Saat ini yang menjadi masalah adalah porsi yang tayangan yang beredukasi dan sesuai sebagai social learning mulai berkurang bahkan hampir lenyap. Tayangan lebih mengutamakan hiburan-hiburan demi merangkul pasar dan meraih keuntungan yang banyak. Padahal tayangan itu juga dilihat anak-anak kecil yang belum cukup umur. Karena dari tanyangan-tayangan itu, secara tidak langsung akan dikonsumsi, mejadi contoh dan masuk kedalam otak yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H