Mohon tunggu...
arif rahman hakim
arif rahman hakim Mohon Tunggu... -

Always try to be better

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku muslim, Dia kristen

16 Januari 2011   15:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:31 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku muslim, Dia kristen

Kini aku (Hasan) terbelenggu dalam ketidakpastian dalam hidupku, hubunganku dengan kekasihku (Sheila) tak direstui oleh kedua orang tua kami. Keluargaku adalah penganut agama Islam taat, dan ayahku merupakan salah satu tokoh agama didaerahku. Keluarga Sheila pun sama, mereka penganut agama Kristen taat, dan ayahnya adalah seorang pendeta di salah gereja didaerahnya.

Pertemuan kami tidak pernah kami rencanakan. Aku berasal dari daerah Sulawesi Selatan tepatnya didaerah Ujung Pandang dan aku bersuku bugis, sedangkan dia berasal dari Sumatera Barat tepatnya didaerah Medan Kota dan dia bersuku batak. Setelah selesai SMA, aku memetuskan untuk melanjutkan studiku denagn merantau keluar kota, akhirnya pilihanku jatuh ke salah satu Universitas Islam di Jakarta. Selang beberapa bulan, aku sangat menikmati petualanganku di Ibu kota negara tercintaku ini, sampai pada akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita muda yang sangat cantik dan cerdas. Waktu itu aku sedang jalan-jalan bersama-sama temanku, ketika kami hendak menyeberang jalan, dari kejauhan aku melihat seorang wanita hendak menyeberang, ketika wanita itu menyeberang tiba-tiba ada pengendara motor dengan kecepatan tinggi, wanita itu terpelanting jatuh. Tanpa berpikir lama kami pun segera menolong wanita itu dan membawanya segera ke salah satu rumah sakit terdekat. Setelah diperiksa, alhamdulillah dia tidak apa-apa hanya sedikit goresan dan luka-luka ringan di beberapa bagian tubuhnya. Akhirnya aku berkenalan dengannya, “nama saya Hasan”, kemudian ia menjawab, “nama gue Sheila”. Sekelibat dalam pikiranku, cantiknya cewek ini, kemudian aku tersenyum kecil, tapi cukup dalam hati.

Jodoh memang tak kemana-kemana, pada suatu hari aku mewakili kampusku untuk mengikuti lomba debat berbahasa Inggris antar universitas se-Jabodetabek. Sudah beberapa bulanini bayangan Sheila ada diotakku.Hingga datang waktunya, ketika lomba debat akan dimulai setiap utusan dari universitas memperkenalkan diri masing-masing, aku mendapat giliran pertama, segera aku berdiri dan memperkenalkan diriku. Jauh berada diseberang tempatku, sesosok mahasiswi memperkenalkan namanya, dia berdiri dengan cepat, kemudian memperkenalakan dirinya, “Nama saya Sheila dari Universitas….”. Sejenak akau berpikir, sepertinya aku mengenal wanita ini, suarabya tidak asing bagiku. Perlombaan itu berlangsung dengan meriah yang pada akhirnya aku keluar sebagai juara ke-2 dan juara pertama didapatkan mahasiswa dari salah satu universitas swasta di Jakarta. Setelah acara selesai aku mencoba memberanikan untuk mendatangi wanita bernama Sheila. Kemudian aku menyapanya, “Sheila yang terabrak motor dulukan?” , Kemudian ia menjawab, “Oh elo kan Hasan waktu itukan”. Akhirnya tawa lepas kamipun menggema, mengingat kejadian waktu itu. Akhirnya kami bertukar nomer handphone.

Selang beberapa bulan, akhirnya kami pacaran. Menurut teman-teman bagaimanakah hubungan yang berbeda keyakinan? Akan berjalan baik atau buruk?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun