Perlukah Semester Pendek Dilaksanakan?
Pada libur akhir semester antara semester genap dan ganjil biasanya diisi mahasiswa dengan berbagai aktivitas, mulai dari liburan, studi banding, pelatihan, studi tour dan lain-lain karena waktunya yang cukup panjang dari pertengahan juni sampai akhir agustus. Tapi sebagian mahasiswa ada yang mengisi waktu tersebut dengan mengikuti semester pendek atau ada yang menyebutnya semester khusus, dengan alasan agar dapat selesai tepat waktu. Tapi benarkah semester pendek diperlukan?
1.Dari sisi nama yaitu semester, mengindikasikan bahwa kegiatan tersebut harusnya dilaksanakan selama 6 bulan dan 6 bulan tidak mungkin dipadatkan menjadi 2 bulan. Apa itu mungkin????
2. Dalam teori pembelajaran dikenal istilah berproses dan pengendapan informasi, dengan demikian kuliah yang dipadat-padatkan tidaklah memberikan kesempatan cukup untuk proses pengendapan informasi. Ia tidak????
3. Peserta semester pendek umumnya adalah mahasiswa yang tidak lulus pada semester reguler, perlu untuk dilihat lebih lanjut mengapa mahasiswa tersebut tidak lulus. Menurut pengalaman dan data yang ada umumnya mahasiswa yang tidak lulus karena kesalahan mereka sendiri misalnya kehadiran kurang, tugas tidak mengumpul, tidak belajar, cuek terhadap pelajaran atau mata kuliah dan sebagainya. Bagaimana dengan kamu??????
5.Semester pendek tidak wajib dilaksanakan karena bersifat opsional. Eemmm….menurutmu?????
6. Dengan adanya semester pendek berarti pengeluaran mahasiswa dan orang tua akan bertambah. Pastinya kan?????
Dengan argumentasi yang demikian, maka menurut saya semester pendek tidak perlu dilakukan, kalaupun ada mahasiswa yang tidak lulus sebuah mata kuliah ambil saja lagi disemester reguler. jika saja mahasiswa pada setiap semester dapat mengambil 20 sks saja maka mahasiswa tersebut dapat selesai tepat waktu…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H