PEMROGRAMAN . . . sebuah kata yang mungkin bagi kalangan peajar membosankan, biasa-biasa saja, atau mungkin bagi orang yang menyukainya pemrograman merupakan bagian dari hidup mereka. Namun bagi saya pemrograman adalah sebuah kata yang sangat ingin saya pelajari hingga saya menjadi seorang ahli dalam bidang pemrograman. Walaupun awalnya saya tidak tahu apa itu pemrograman, saya pernah mendengar seseorang yang membicarakan tentang seorang programmer yangkatanyakerjanya ringan namun berpenghasilan besar. Namun walaupun masih katanya saya masih tetap yakin akan kebenaran kalimat tersebut. karena hal inilah saya merasa terpacu untuk belajar pemrograman.
Pertama kali belajar pemrograman adalah ketika saya duduk di bangku SMK kelas 2. Di SMK saya memilih jurusan mekotronika dan pemrograman pertama yang saya pelajari disini adalah program untuk PLC dengan menggunakanledder diagram. Ledder diagrammerupakan bahasa pemrograman yang menggunakan simbol-simbol dalam menulis program tanpa menggunakanscript.Untuk membuat programnya tarik simbol-simbol yang dibutuhkan padatoolbardan letakkan pada bidang gambar. Pemrograman PLC dengan menggunakanledder diagramdapat dibilang mudah namun yang cukup sulit adalah membuat rangkaian yang sesuai dengan sistem yang diinginkan. Kesulitan dalam membuat rangkaian adalah seorang programer harus memahami betul kondisi input yang akan mengakibatkan output berlogika 0 ataupun 1 dan dapat menata dengan baik kontak-kontak yang digunakan agar sesuai dengan cara kerja sistem yang diinginkan.
Secara keseluruhan pemrogrman PLC semasa SMK merupakan hal yang mudah bagi saya namun tentu saja hal ini diawali dengan rasa menyenangi pemrograman sehingga saya dapatall outdalam bidang ini. Namun saya juga pernah memiliki pengalaman pahit yang tak akan terlupakan bersama PLC. Hal tersebut tidak terkait dengan pemrograman PLC namun dengan pengkabelannya. Ketika saya telah selesai membuat program saya melanjutkan dengan membuat pengkabelannya padaBox Paneldan ketika selesai, dengan menggunakan 2 kabel tunggal saya tanpa sengaja meletakkan semua kabel pada fase dari jala listrik sehingga ketika saya mengaktifkan MCB (Master Circuit Braker)PLC yang saya gunakan meledak.
Namun saya sangat beruntung sekali karena ketika PLC tersebut dibongkar oleh guru pembimbing ternyata yang meledak hanyalah kapasitornya saja, sehingga tinggal mengganti komponen tersebut PLC sudah dapat digunakan kembali. Karena hal inilah pada kelas 2 saya gagal untuk mewakili sekolah dalam Lomba Kreatifitas Siswa. Ketika duduk di kelas 3 dan sudah hampir mendekati UAN alhamdulillah kesempatan tersebut datang kembali pada saya. Pada saat itu saya bimbang apakah saya menerima tawaran tersebut atau tidak karena UAN sudah cukup dekat.
Karena berbagai pertimbangan dan terutama tergiur dengan hadiah dari perlombaan tersebut maka saya memutuskan untuk ikut dalam lomba tesebut. Walaupun masih belum tentu menjadi juara saya meniatkan hati saya semoga saya tidak mendapat juara 1, karena jika mendapat juara 1 saya akan menjadi wakil dari Jawa Timur pada tingkat nasional. Jika saya melaju pada tingkat nasional saya takut persiapan UAN menjadi terabaikan. Alhamdulillah doa saya terkabul saya tidak mendapat juara 1 namun saya mendapat juara 3. Walupun juara 3 hadiah lomba ini dapat dibilang besar untuk kalangan siswa SMK. Sekolah saya adalah sekolah yang masih baru namun pada perlombaan yang bergengsi bagi kalangan SMK itu kami dapat memborong 4 piala bertitel Jawa Timur dan karena ada tim yang berhasil menjadi juara 1 maka tim tersebut berhak untuk mewakili Jawa Timur pada tingkat nasional. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan bagi saya dan kawan-kawan karena dapat mempersembahkan gelar juara tersebut untuk almamater SMK NEGERI 8 MALANG yang notabennya adalah sekolah yang masih baru berdiri namun dapat bersaing dengan sekolah lain yang sudah banyak pengalaman.
Setelalah lulus dari SMK saya melanjutkan studi di jurusan Elektronika PENS-ITS. Di PENS pemrograman yang saya dapat dalam perkuliahan adalah pemrograman bahasa C. Memang pertama mendapat pelajaran itu saya cukup antusias namun lama-kelamaan saya merasa jenuh karena tampilannya yang membosankan. Saya merasa bahwa saya mulai tidak menyukai pemrograman bahasa C namun apa boleh buat karena bahasa C merupakan bahasa ibu pemrograman saya harus tetap berusaha untuk menguasainya agar kelak dapat saya aplikasikan pada pemrograman mikrokontroller maupun mikroprosessor.
Pada semester 1 nilai dari mata kuliah pemrograman bahasa C saya bisa dibilang hancur dan hampir masuk jurang, tapi Alhamdulillah walaupun demikian IPK saya masih berkepala 3. Pada semester 2 pemrograman bahasa C berlanjut pada pemrogramanvisual C, pemrograman visual C tampilannya jauh lebih menarik sehingga membuat saya lebih tertarik untuk mempelajari bahasa C. Pada semester 2 ini saya baru sadar bahwa dengan pemrograman bahasa C, kita dapat membuat berbagai program yang sangat berguna dan dapat dijual. Tergiur dengan kata “dapat dijual” saya semakin terpacu untuk belajar pemrograman bahasa C. Saya sangat ingin agar walaupun saya masih kuliah saya sudah dapat “menjual” ilmu yang saya dapat diperkuliahan. Semoga keinginan saya untuk “menjual” ilmu yang saya miliki dapat segera saya realisasikan mulai dari bangku kuliah saat ini….AMIIIIIIIN….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H