Mohon tunggu...
Arieza Marsella
Arieza Marsella Mohon Tunggu... karyawan swasta -

21 yrs old || a Woman in LDR || born to be Milanisti || Trisakti Economic Graduated ||

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Qurban Mengingatkan Makna Keikhlasan

26 Oktober 2012   08:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:22 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Iduh Adha kali ini disambut dengan beragam suasana perasaan hati yg berbeda dari masing-masing pemiliknya.

Ada yg penuh sukacita karena masih bisa kembali merayakannya dengan keluarga yg lengkap dan sehat, syukur-syukur bisa ikut berkurban seekor kambing atau berpartisipasi dalam tujuh orang yg berkurban seekor sapi sesuai dengan perintah-Nya.

Ada yg berduka cita, karena mungkin ada salah satu anggota keluarga atau kerabat yg sudah tidak bisa ikut menemani sebagaimana Idul Adha yg lalu.

Ada yg penuh dengan keharuan, karena mendengar kabar keluarga yg sedang menunaikan ibadah Haji sesuai dengan rukun islam yg ke-5 tersebut dalam keadaan sehat dan dilindungi oleh-Nya.

Apapun makna yg kita peroleh tahun ini ketika kembali dipertemukan oleh Idul Adha, janganlah pernah lupa makna sesungguhnya Idul Adha yg bercerita tentang keikhlasan seorang Ayah bernama Nabi Ibrahim AS yg merelakan putranya yg telah dinantikan bertahun-tahun kedatangannya, untuk dikurbankan sesuai dengan perintah-Nya.

Pernah tahu rasanya menunggu bertahun-tahun lamanya sesuatu yg sangat kita harapkan kedatangannya??

Pernah tahu kebahagiaan tiada tara saat sesuatu yg kita tunggu begitu lama itu akhirnya datang kepada kita??

Tapi pernahkah tahu juga rasanya merelakan sesuatu yg sudah kita tunggu begitu lama untuk dikorbankan dan di kembalikan pada-Nya??

itulah perasaan Nabi Ibrahim AS.

Merelakan sesuatu yg sangat kita cintai, tentu bukan hal yg mudah. Apalagi hal tersebut telah sangat kita nantikan bertahun lamanya. Namun ketika akhirnya Sang Pencipta mengujinya dengan perintah untuk berkurban, disanalah keimanan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim diuji untuk merelakan, mengikhlaskan Nabi Ismail putranya untuk di sembelih.

Tapi sungguh rencana-Nya begitu indah dan tepat pada waktunya. Keikhlasan Nabi Ibrahim terjawab sudah, dan terganti. Beliau tidak harus kehilangan putranya, karena perintah yg berubah untuk menyembelih seekor kambing yg kala itu telah tersedia disampingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun