Mohon tunggu...
Arieyoko KSE
Arieyoko KSE Mohon Tunggu... lainnya -

::\r\nKomunitas Sastra Etnik (KSE) - \r\nAdalah sebuah bangunan rumah tanpa dinding hanya ada atap. Siapapun boleh singgah bercengkerama membagi gundah, bahwa "bahasa dan sastra etnik" kini kian lumat ditabrak bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa global yang terus menderas..... \r\n\r\n::\r\nBahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, yes...! Tapi, bahasa Indonesia bukan bahasa KEBUDAYAAN kita yang terdiri dari 746 ragam bahasa/sastra etnik di seluruh Nusantara....\r\n\r\n::\r\n Itulah sebabnya, sejak 2009 KSE terus berjuang tanpa letih.....\r\n\r\n::\r\nAyo selamatkan bahasa dan sastra etnik Indonesia. Selamatkan tradisi kita. Selamatkan kebudayaan kita.... (ayk)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arieyoko : "Pagelaran Sastra Etnik Sukabumi 2011"

1 Juli 2011   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • [caption id="attachment_117418" align="aligncenter" width="300" caption="Eko Tunas, Tegal"][/caption]

Yang menjadikan Indonesia rusak dan hancur, adalah ; "Korupsi dan lain-lainnya," teriak Eko Tunas, Tegal diujung monolognya berjudul : 'Emprit' ketika tampil di acara :  "Pagelaran Sastra Etnik Sukabumi 2011" yang digelar Komunitas Sastra Etnik (KSE), Senin 27 Juni 2011, di Gedung Juang 1945 Jl Veteran no. 6, Sukabumi. "Dan, hanya satu jawabannya : Bongkar....," teriak Eko Tunas, seorang monologer etnik terhandal di Indonesia saat ini.

1309499094857468785
1309499094857468785
Maka menarilah semua penyair yg membacakan puisinya malam itu ke atas mimbar, bersama-sama, bersatu, berbuat untuk : "Sastra Etnik Nusantara" di Soekaboemi. [caption id="attachment_117421" align="aligncenter" width="300" caption="Arieyoko"]
13095004221499791117
13095004221499791117
[/caption] "Sastra Etnik, Sastra Tradisi tak boleh mati dilindas sastra globalisasi" - ( ayk )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun