Mohon tunggu...
Arieyoko KSE
Arieyoko KSE Mohon Tunggu... lainnya -

::\r\nKomunitas Sastra Etnik (KSE) - \r\nAdalah sebuah bangunan rumah tanpa dinding hanya ada atap. Siapapun boleh singgah bercengkerama membagi gundah, bahwa "bahasa dan sastra etnik" kini kian lumat ditabrak bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa global yang terus menderas..... \r\n\r\n::\r\nBahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, yes...! Tapi, bahasa Indonesia bukan bahasa KEBUDAYAAN kita yang terdiri dari 746 ragam bahasa/sastra etnik di seluruh Nusantara....\r\n\r\n::\r\n Itulah sebabnya, sejak 2009 KSE terus berjuang tanpa letih.....\r\n\r\n::\r\nAyo selamatkan bahasa dan sastra etnik Indonesia. Selamatkan tradisi kita. Selamatkan kebudayaan kita.... (ayk)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arieyoko : 5 Fiksimini

16 Juli 2011   06:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13107978181371700160

Fiksimini : Arieyoko 1. LEDHEK TAYUB Sumpalkan saweran di susuku. Itu memang milik publik, sengaja kusiapkan sebagai pemikat. Toh cuma imitasi seperti Dee. 2. PSIKOPAT Suamiku seperti kacang, padahal aku suka pisang. Maka, perempuan itu mencari pisang di pasar-pasar, super market, mal-mal dan etalase-etalase. 3. KEKASIH Kamu lelaki pembual, pendusta, aku terluka, dan sah aibmu kusebar kemana-mana, karena aku putih dan mulia. Diam-diam, perempuan yang mengoceh itu tidur dengan kawan suaminya, yang bertetangga dengan kekasihnya. 4. DELAPAN MATA AIR Pancuran mata air susuku, telah habis kuobral murah meriah. Anak-anakku kumasukkan kaleng, bermain, berciburan, penuh tawa. Aku Ibu yang sangat bahagia….. 5. PASIEN Dokter kelamin saya berbau busuk, kata perempuan cantik. “Maaf, kemarin memang belum saya keluarkan kuda di dalamnya.” Jonegoro, Juli 2011 [caption id="attachment_119933" align="aligncenter" width="300" caption="bla bla"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun