Salam Sastra Etnik
Buku "Wanodya 2018" ini sebuah 'tetenger'. Bahwa, Sastra Etnik Jawa, masih ada, masih disuka, masih bekerja, masih berjoang dan masih terus, terus, terus, menulis sejarahnya. Di benturan, di banjirnya, di gelontoran sastra-sastra lain, yang dengan amat beringas melahap, mengunyah, memakan, menenggelamkannya.
Penulis, penyair, penggurit, tak cukup hanya menulis karya-karya kreatifnya : semata. Mereka, (mustinya) pun memiliki tugas menjaga, merawat, menyuburkan, memperjuangkan kebudayaan Ibunya : sendiri. Karena, (tugas) siapa lagi ?
14 penggurit Perempuan di buku ini, melakukannya konkret, nyata, ada. Dengan penuh katresnan, menuliskan, mengguritkannya : tanpa gamang. Sebagai lanjutan dari buku "Wanodya 2017".
Matur suwun kepada Mas Prof Dr Suminto A Sayuti, Guru Besar FBS Universitas Negeri Yogyakarta, Mas Dr Aprinus Salam, Kepala Pusat Studi Kebudayaan, UGM, Yogyakarta. Yang di sela padatnya kesibukan, telah menuliskan catatannya, yang apik dan mengurat nadi.
Mugya tansah pinaringan berkahipun Gusti Allah, amin yra.
April 2018
Arieyoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H