Mohon tunggu...
Arieyoko KSE
Arieyoko KSE Mohon Tunggu... lainnya -

::\r\nKomunitas Sastra Etnik (KSE) - \r\nAdalah sebuah bangunan rumah tanpa dinding hanya ada atap. Siapapun boleh singgah bercengkerama membagi gundah, bahwa "bahasa dan sastra etnik" kini kian lumat ditabrak bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa global yang terus menderas..... \r\n\r\n::\r\nBahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, yes...! Tapi, bahasa Indonesia bukan bahasa KEBUDAYAAN kita yang terdiri dari 746 ragam bahasa/sastra etnik di seluruh Nusantara....\r\n\r\n::\r\n Itulah sebabnya, sejak 2009 KSE terus berjuang tanpa letih.....\r\n\r\n::\r\nAyo selamatkan bahasa dan sastra etnik Indonesia. Selamatkan tradisi kita. Selamatkan kebudayaan kita.... (ayk)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arieyoko : 3 Sajak Alit

7 Juli 2011   10:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:52 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13100344321249976764

3 SAJAK ALIT -  ARIEYOKO: PANGGUNG Kelir dibuka puisi-puisi kamu baca tanpa celana. MIMI-MITUNO Mimi keluar negeri Mituno menanti dengan sebuah peti mati. TKI Negara menjual perempuannya Rakyat memanen bayi-bayinya. =0= Dimuat dalam buku Antologi Puisi 50 Penyair Indonesia : KITAB RADJA-RATOE ALIT. Terbit 17 Agustus 2011. Arieyoko dilahirkan di desa Kadipaten, Bojonegoro, Jatim. Memperjuangkan ‘Kebangkitan Sastra Etnik’dengan mengibarkan bendera KSE (Komunitas Sastra Etnik). Bergerak berkeliling membacakan puisi-puisinya bersama sahabat-sahabatnya di panggung-panggung sastra Taman Budaya Yogya, Taman Budaya Solo, Balai Pemuda Surabaya, Taman Budaya Semarang, Bojonegoro, Malang, Rembang, Tegal, Cirebon, Jakarta, Sukabumi, Brunei Darusallam, dll. Puisinya dimuat dalam antologi puisi, Serat Daun Jati (2010), Perempuan dengan Belati (2010) dan Merapi Gugat (2011). Mukim di Bojonegoro, Jawa Timur [caption id="attachment_118562" align="aligncenter" width="300" caption="Kumpulan Sajak Alit 50 Penyair Indonesia"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun