Konon katanya Cepu merupakan salah satu kota penting, karena kandungan minyak. Mungkin faktanya benar juga. Saya menyaksikan di tahun 2012 ini, banyaknya pegawai Pusdiklat Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) yang menjadi jemaat Gereja Kristen Indonesia di Cepu. Namun di samping itu ada pula yang menjadi mahasiswa Akamigas Cepu.
Dalam sebuah pembicaraan dengan salah seorang jemaat, dia berkata: "Dahulu Kantor Exxon Mobile berada di Cepu, namun karena produksi minyak sekarang paling banyak ada di Bojonegoro maka kantornya ikut pindah juga". Dari sorot matanya kulihat kepolosannya, bahwa seolah-olah para Kapitalis asing itu yang menyelamatkan jiwa & raga kota Cepu dari waktu ke waktu. Memberi mereka makan bahkan memberikan mereka lapangan pekerjaan tetap. Ke-semuanya mereka dapatkan dari Komrador asing itu. Suatu kebodohan negeriku adalah ketika kami berpikir Exxon Mobile-lah yang menyelamatkan perekonomian kota, desa, & negeri Bumi Pertiwi.
Cepu adalah lambang Kebodohan Negeriku, ketika produksi minyak kita habis, maka pelan-pelan para penjajah asing itu akan meninggalkan kita. Meninggalkan tanah air kita dengan membawa hasil jarahan. Selamat tinggal Cepu, minyakmu bukan untuk para Inlander. Minyakmu adalah untuk Orang-orang Western yang dipuja-puji oleh para pemimpin negerimu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI