Berbicara tentang  komunis indonesia sama halnya kita bicara mantan pacar pertama kali, yaps! susah  dilupakan semenjak tragedi 1965 sejarah kelam bangsa ini dimulai, entah siapa yang benar kalim-klaim yang membenarkan bagai setumpuk jerami diladang pesawahan. oke, kami tidak bermaksud membangkitkan sejarah abu-abu itu.tetapi kami ingin menganmbil sejarah merah dari baju temanku yang bernama " Maks" ini (nama sengaja disamarkan).
Pelbagai pembenaran sana-sini membuat baju temanku ini terobek dengan sendirinya entah kelebihan muatan dan kemelaran, yang pasti temanku ini badannya subur, gembul dan makmur. menurut saya, badannya tidak sesuai dengan angan-angan karl mark untuk menuju masyarakat tanpa kelas. kalo dihitung2 berat kawanku ini seratusan kilogram lebih lah hehehe *ketawa jahat. artinya masih ada kelas, entah itu kelas berat atau kelas kakap.
Dizaman ini zaman kita, zaman borjuasi, mempunyai sifat yang istimewa ini ia telah menyederhanakan pertentangan-pertentangan kelas. Masyarakat seluruhnya semakin lama semakin terpecah menjadi dua golongan besar yang langsung berhadapan satu dengan yang lain - borjuasi dan proletar...eits bukan warung proletar di gang tirto yang berisi kelas-kelas mahasiswa berduyun-duyun makan disana. apa itu proletar-proletar? proletar adalah masyarakat kelas kedua setelah kelas kapitalis yang hidup dari gaji hasil kerjanya. yang jelas kawanku Maks ini tidak bekerja ndak tahu hidupnya dari mana, denger-denger sih dapat beasiswa ADB "Ayah dan Bunda" hehee..biasa Mahasisa tingkat dewa.
Kembali kepada persoalan baju merahnya si maks. warna merah yang menjadi simbol kekuatan simbol keberanian dan merah mendapat arti politik modernnya di Revolusi Perancis 1871. Sesudah Revolusi Oktober, pemerintah Uni Soviet mengambil bendera merah dengan palu dan arit yang dilapiskan keatas sebagai bendera nasionalnya. sebenarnya saya agak sedikit takut perkara nulis "Palu dan Arit " karena akhir-akhir ini banyak pihak yang gagal paham mengenai simbol ideologi ini.
sejarah bangsa ini sama halnya sejarah Asmara si tuan "Maks" rumit, pernah di ulang tahun pacarnya, katanya sih. ia memberi bunga mawar merah dengan kado yang dibingkis kertas semen. karena tidak sesuai dengan apa yang di inginkan, bunga itu dilemparkan terbuang layu di tong sampah yang mengkilat Cat kuning BAROE. nyesek!
Semenjak itu mantan pacar kawanku Maks mencari cinta dengan mengkudeta hatinya sendiri, ia bersolek dengan pria mapan dan kaya sampai ia lupa bahwa hatinya sedang dirasuki diracuni dengan kemewahan yang semu. tahun-tahun berlalu ia tidak merasa bersalah sesampai pada cintannya dengan pria Mapan di ujung tanduk, tumbang . kawanku Maks datang dengan baju pemberian mantanya tadi, menghantui setiap sedih sepinya.
Pada hari itu mantan pacarnya tuan maks hatinya sedang dilanda gundah gulana, bayangan itu bergerak perlahan, pesta setan-setan mewas-waskan setiap pikiran-pikiran jernihnya, dengan penuh kesabaran kawanku maks mendamaikan dirinya dengan baju merah pemberiannya dengan  memberikan petuah- petuanya yang ditulis dengan rapi tinta sepi, ia berkata ; sayang "sejarah cinta yang abu-abu merindukan pelukan yang ragu-ragu"
Oleh: Ariex Abdoel
Mahasiswa UMM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H