Mohon tunggu...
Arie Wijaya
Arie Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

tak ada yang abadi kecuali proses itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pejabat atau 'penjahat' ?

13 Juni 2012   00:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:03 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia... tak ada yang tau sampai kapan negri ini dikuasai dan dikendalikan oleh orang-orang yang bermental korup dan mementingkan perut sendiri. Apakah Indonesia harus mengalami "chaos" terlebih dulu baru Indonesia bisa melakukan suatu perubahan???

Rasanya tak ada yang salah dengan Indonesia-nya, yang salah hanya para wakil rakyat yang bernama 'pejabat' yang tak lagi bekerja untuk janji kemerdekaan yang mensejahterakan kehidupan rakyat, melainkan bekerja untuk kenikmatan lidah, mulut, dan perutnya sendiri.

Berawal dari pengalaman, mengingatnya aku jadi terasa geli... Bagaimana tidak? Aku diberhentikan karena aku beropini, haha nana lalalala.... ye ye ye....

Tempatku bekerja dulu tak bisa menerima opini-opini dariku, hingga akhirnya ada pihak yang menghubungiku bahwa aku segera akan dipulangkan berkaitan dengan opiniku. Wah,waktu itu ya dengan senang hati aku mendengar mau dipulangkan, lumayanlah akhirnya dapet tiket untuk pulang..(tapi akhirnya aku harus beli tiket pulang sendiri).

Eh eh.. tapi selang beberapa hari kemudian, aku ternyata disuruh membuat surat pengunduran diri. Jelas aku menolaknya, untuk apa aku mengundurkan diri?, aku tak pernah melakukan kesalahan ataupun pelanggaran pasal-pasal dalam kontrak kerjaku. Akupun tetap bertahan dan bekerja saat itu. Hingga pada akhirnya turunlah surat pemberhentian dari pihak mereka. Nah loe...lucunya dalam surat itu ditulisnya "Diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri", ha he ho he ho? tuing tuing... Kapan ya aku mengajukan surat permohonan meminta diberhentikan? Sungguh bahasa mereka aneh bagiku. Kenapa memakai tulisan "...dengan hormat..." jika mereka tak suka dan marah karena opiniku? (benar-benar munafik menurutku). Kenapa ditulis "...atas permintaan sendiri" ?, sedangkan aku tak pernah mengajukan surat permohonan pemberhentian kerja. Apakah ini strategi mereka agar mereka tak bermasalah dengan Ir*** (atasan mereka dari pusat yang tergolong dalam makhluk birokrasi), mungkin ini atas nama gengsi? ya...mungkin mereka sedikit malu karena memberhentikanku bukan karena ketidakprofesionalan dan kinerjaku yang tak baik, melainkan mereka memberhentikanku karena tak suka dengan opiniku.

Sungguh pengalaman yang takkan terlupakan, aku diberhentikan karena aku beropini.

Aku menganggapnya prestasi dalam hidupku, karena surat pemberhentian itu langsung ditandatangani oleh seorang pejabat tinggi yang disebut "D**es" di sana. Setauku sih seharusnya yang menandatangani surat pemberhentian ya seorang D*M. Tapi... tak apalah aku mendapat tanda mata yang luar biasa. Terima kasih Pak D**es, Kau telah memberiku coretan indahmu yang akan aku bingkai.

Ceritaku ini menjadi contoh kasus yang bisa menunjukkan bagaimana sebenarnya mental para pejabat. Ketika mereka tak suka, dengan mudah mereka musnahkan. Tak peduli unsur yang ada di balik yang mereka tak suka (unsur perubahan ke arah yang memihak rakyat tentunya). Eits, tapi maaf ya Pak dan Bu pejabat, saya takkan pernah mati hanya karena kasus ini. Saya hanya ingin mengingatkan, sistem kerja dan sistem hidup Anda perlu untuk dirubah dengan sistem yang baik supaya mental Anda tidak rusak dan perut Anda tidak buncit.

Hiduplah dengan cara yang sehat dan pikiran cerdas yang tak licik!!!

Ini semua demi perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Paling tidak kalau "pejabat" sudah sedikit baik, pasti Indonesiapun turut berubah menjadi baik.

(Orang-orang Indonesia yang ada di K***ro sungguh luar biasa hebat dalam menggunakan kekuasaannya)

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun