Mohon tunggu...
Arie Widowati
Arie Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Purnabakti BRIN

Saya sangat suka untuk menambah ilmu dalam bidang apapun dan saya juga senang bereksperimen dengan program/aplikasi baru. Saya sangat ingin dapat berbagai ilmu melalui tulisan atau melalui media sosial apapun.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Nuklir di Indonesia, Potensi dan Tantangan untuk Masa Depan Energi

7 Januari 2025   22:53 Diperbarui: 7 Januari 2025   22:53 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, dengan populasi terbesar keempat dunia, membutuhkan energi besar untuk mendukung ekonomi dan kesejahteraan. Saat ini, energi Indonesia masih bergantung pada sumber daya alam tak terbarukan seperti batu bara, minyak, dan gas, yang merusak lingkungan. Energi nuklir muncul sebagai alternatif, namun pengembangannya di Indonesia penuh tantangan dan kontroversi.

Energi Nuklir: Apa itu dan Mengapa Penting?

Energi nuklir diperoleh melalui reaksi fisi nuklir, di mana inti atom yang tidak stabil dibelah untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar. Salah satu alasan utama mengapa energi nuklir dianggap sebagai alternatif yang menarik adalah karena efisiensinya yang tinggi dan emisi karbon yang sangat rendah dibandingkan dengan sumber energi fosil seperti batu bara atau minyak. Dalam era perubahan iklim yang semakin mendesak, penggunaan energi yang ramah lingkungan menjadi sangat penting.

Selain itu, energi nuklir memiliki kemampuan untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar dengan sedikit bahan bakar. Hal ini sangat penting bagi negara seperti Indonesia yang membutuhkan pasokan energi besar namun terbatas oleh sumber daya alam yang terbatas. Oleh karena itu, banyak negara maju, seperti Jepang, Perancis, dan Amerika Serikat, telah mengembangkan teknologi nuklir dengan efisien dan aman.

Potensi Nuklir di Indonesia

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi nuklir. Secara geografis, Indonesia terletak di jalur Cincin Api Pasifik yang membuat negara ini kaya akan potensi geotermal, namun ketergantungan terhadap sumber daya energi yang ada tetap menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, energi nuklir bisa menjadi salah satu solusi untuk diversifikasi sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Selain itu, Indonesia memiliki cadangan uranium yang cukup besar yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Meskipun cadangan uranium ini belum dimanfaatkan secara maksimal, keberadaannya memberi peluang bagi Indonesia untuk mempertimbangkan penggunaan energi nuklir di masa depan.

Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mulai menggagas rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama di Indonesia. Rencana ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil serta menyediakan pasokan listrik yang lebih stabil dan ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia.

Tantangan dalam Pengembangan Energi Nuklir

Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, pengembangan energi nuklir di Indonesia tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah masalah keselamatan. Dunia internasional masih mengingat tragedi Chernobyl (1986) di Uni Soviet dan Fukushima (2011) di Jepang, yang menunjukkan potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh pembangkit nuklir jika terjadi kesalahan atau bencana alam. Ketakutan terhadap radiasi dan dampaknya terhadap kesehatan serta lingkungan sering kali menjadi hambatan utama dalam penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir.

Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia yang kompeten di bidang nuklir. Meskipun Indonesia memiliki Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak 5 Mei 2021 berfungsi untuk mengembangkan riset nuklir, namun jumlah ahli dan teknisi nuklir yang berkualitas masih terbatas. Hal ini membutuhkan investasi yang besar dalam pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan tenaga kerja yang dapat mengoperasikan dan mengelola pembangkit listrik tenaga nuklir dengan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun