Mohon tunggu...
Nabilah Rosyadah
Nabilah Rosyadah Mohon Tunggu... Editor - Penulis - Editor

If you wanna see me. You can see me on my arts.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jika Roda Berputar

24 September 2013   21:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karena pada dasarnya, kita memiliki roda takdir…

Aku tak pernah takut meskipun sekarang kau bisa mentertawakanku

Meremehkan karena ketidakmampuanku

Aku tidak pernah takut

Selama aku masih memiliki penguasa takutku,

Selama aku masih memiliki apa yang disebut dengan keyakinan

Selama aku masih bersama Tuhan, tak ada yang perlu kutakutkan

Sebaliknya, kau yang seharusnya takut

Adakah Tuhan disisimu?

Kau yang dengan mudah menyeringai pada hal yang tak kau sukai

Apapun yang tidak berjalan sepertimu akan selalu kau benci

Kau salah satu orang yang tak mungkin bisa menghargai orang lain

Kau hanya memikirkan dirimu sendiri

Dan menganggap semua yang tidak sepertimu sebagai ‘kerikil’

Ah betapa kasihannya engkau

Kau seharusnya bersyukur dengan apa yang kau miliki

Bukan sibuk meremehkan orang lain dan membandingkannya denganmu

Bukan sibuk iri pada orang lain yang memiliki hal lebih darimu

Kau seharusnya lebih banyak berterimah kasih pada Tuhan

Ah betapa ibanya aku pada orang sepertimu

Terus menerus mengejar dunia yang penuh dengan mimpi-mimpi semu

Terus menerus menumpuk emas dan permata demi harga diri

Padahal semuanya bukan apa-apa dihadapan Tuhan

Kau adalah orang yang paling dikasihani olehku

Andai kau tahu…

Orang yang paling tidak bisa bersyukur dan menghargai orang lain,

Kusebut dengan emas yang seperti sampah,

Dirimu dibutakan dengan sesuatu yang disebut dengan kesombongan

Kau sama sekali tidak bisa melihat ‘kebaikan’ dan ‘ketulusan’

Sayangnya,

Aku ini tidak pandai berkata-kata

Sehingga, terpaksa kau harus membacaku

Kuharap perasaan ini bisa tersampaikan padamu

Suatu ketika,

Ketika roda takdir itu berputar

Dan kemudian kau berada di ‘ketidakmampuan’

Kau akan menjilat ludahmu sendiri

Dan itu tentu saja sebelum kau membaca tulisanku ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun