"Tolong, kemampuan saya ini tidak bisa dibandingkan dengan yang lebih cepat"
"Ini bukan sesuatu yang bisa langsung selesai dalam sekejap mata berkedip"
Bahkan setelah ini selesai pun belum tentu (bahkan kapok) tetap berada dijalur ini.
Saya (insya Allah) sudah pasti akan mengundurkan diri dari jalur ini. Kapok.
^_^.
Jika suatu hari nanti menjadi orang tua. Ada baiknya kita mengingat masa ini.
"Anak kita jangan dibandingkan dengan anak orang lain". Anak-anak itu terlahir dengan bakat dan kemampuan berbeda. Salah satu faktornya adalah gen orang tua. Saya pernah mendengar suatu percakapan seperti ini, "Kamu bodoh! Lihat si ****, dia selalu juara kelas. Tapi kenapa kamu selalu rangking terakhir? Pr gini aja nggak bisa. BODOH! Ini kan cuma tambah-tambahan". Saya merasa kasihan sekali pada orang tua yang memarahi anaknya itu. Bukankah ketika ia mengatakan anaknya bodoh sebenarnya dialah yang bodoh?. Berkata kasar seperti itu akan membuat anak sakit hati dan menirunya. Mungkin orang tua lupa kalau anak kecil adalah pengingat dan peniru terbaik :). Hati-hati.
"Jangan memaksakan ambisi tak tercapaimu pada anak". Anak itu bukan kamu. Kalau kamu mau, kamu saja yang menjalani. Anak itu punya jalan hidup sendiri. Jika dulu kamu gagal, maka jangan menjadikan anak sebagai 'robot pengganti'mu.
"Jangan berfikiran kolot, 'kamu harus masuk jurusan ini biar berhasil' ". Kita harus ingat bahwa semua ilmu itu bermanfaat (kecuali Ilmu hitam). Ubah sudut pandang. Allah itu maha kaya, pintu rejeki itu tidak hanya satu. Jadi, jangan takut, keberhasilan itu tidak dibatasi disatu jurusan saja kok.
"Jika anak memiliki bakat, keinginan, minat pada suatu ilmu. Tolong didampingi dan diarahkan". Jika bakatnya tidak pada bidang akademis, jangan diremehkan. Biasanya orang tua selalu menomorsatukan akademis sehingga sisi lainnya diabaikan atau diremehkan -_-.
"Jangan mengulangi kesalahan orang tua anda yang membuat anda sakit hati, kecewa, atau gagal". Jika anda sakit hati karena dulu orang tua anda memaksa, maka sebisa mungkin anda jangan jadi orang tua yang memaksa. Anda telah mengalami dan merasakan bagaimana rasanya paksaan, sakit hati, kecewa atau kegagalan. Ingat rasa sakitnya agar anda tidak melakukan hal yang menyebabkan rasa sakit itu.