Mohon tunggu...
ARIESNA SARI
ARIESNA SARI Mohon Tunggu... -

TIDAK SEMUA ORANG SUKSES ITU BAHAGIA. TAPI ORANG BAHAGIA AKAN SUKSES DALAM MENJALANI HIDUPNYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ibu dan Peningkatan Mutu Pendidikan

12 Februari 2014   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang ibu mempunyai peran dalam proses pendidikan anak sejak dini, sebab beliau adalah sosok yang pertama kali berinteraksi dengan anak, sosok pertama yang memberikan rasa aman dan sosok pertama yang dipercaya dan di dengar omongannya. karena ibu menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Kekuatan figur ibu akan membuat anak mampu untuk menyaring apa-apa yang baik atau tidak baik, boleh dan tidak boleh diambil dari lingkungannya. Seorang ibulah yang akan memberi warna pada pembentukan kepribadian anak.

tapi sayang seiring dengan perkembangan zaman yang sangat cepat dan modern membuat kaum-kaum ibu sekarang menganggap bahwa pendidikan bagi para anaknya bisa dipercayakan kepada pembantu. tugas-tugas mendidik dianggap sederhana sehingga bisa diserahkan kepada sekolah atau pembantunya. Akibatnya anak-anak tidak sepenuhnya merupakan hasil pendidikan ibunya sendiri, melainkan oleh para pembantunya. Selain itu maka anak-anak menjadi lebih dekat dan bahkan banyak meniru perilaku pembantunya dari pada orang tuanya sendiri. Hal itu terjadi karena peran ibu diserahkan sepenuhnya kepada pembantu dengan segala akibatnya.

Oleh karena itu, jika kita kaum ibu yang merangakap sebagai wanita karier jangan menomor duakan keluarga, tetap perhatikanlah pendidikan putra-putri kita. Ayah harus menunaikan peran dan fungsinya secara utuh Demikian perempuan harus menunaikan tugas-tugas sebagai ibu, terutama dalam mendidik putra-putrinya secara sempurna. Artinya ibu dianggap sebagai pendidik utama bagi para anak-anaknya sehingga tidak boleh dikalahkan oleh tugas lainnya.

Oleh karena itu peranan keluarga terutama ibu dipandang sangat penting, sedangkan pendidikan formal perannya dianggap sebagai penyempurna saja.

Seharusnya tatkala seorang wanita mulai berkeluarga dan memiliki anak harus berhenti bekerja dulu mereka harus melakukan perannya sebagai ibu yang bertugas mendidik para putra-putrinya di rumah, para wanita baru boleh aktif kembali berkarier di masyarakat setelah putra-putrinya sudah dianggap dewasa.

Peran wanita seperti itu tidak dianggap rendah/remeh tetapi sebaliknya justru mulia.

Keberhasilan seorang ibu dalam mendidik putra-putrinya merupakan suatu kebanggaan tersendiri, oleh karena itu harus dilakukan sendiri.

Dalam pandangan Islam dikenal bahwa kaum ibu adalah bagaikan madrasah. Jika madrasahnya baik, maka muridnya akan menjadi baik demikian pula para lulusannya akan baik pula. Agar anak-anak mereka menjadi baik, maka seorang ibu justru harus memberikan sendiri pendidikan dirumah secara baik. Pendidikan bagi anak-anaknya tidak boleh diserahkan kepada pembantu atau orang lain.

"Ukuran sukses keluarga tidak saja dilihat dari banyaknya uang yang berhasil dikumpulkan, tapi juga dalam mendidik anak-anaknya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun