Mohon tunggu...
Aries Purwantiny
Aries Purwantiny Mohon Tunggu... -

Arkeolog yang lahir dari masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Masalah Pasir Menjadi Polemik

3 Oktober 2015   12:04 Diperbarui: 3 Oktober 2015   14:09 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Lumajang terletak pada koordinat 7”52’-8”23’ Lintang Selatan dan 112”51’-113”22’ Bujur Timur. Secara Georafis  Luas Kabupaten Lumajang 1.790, 90 Km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

  1. Sebelah Utara : Pegunungan Tengger dan Gunung Lemongan yang berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo.

  2. Sebelah Selatan :  Samudera Indonesia.

  3. Sebelah Barat   :  Gunung Semeru, Pegunungan Tengger dan Sungai Glidik yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.

  4. Sebelah Timur :  Sungai Bondoyudo yang berbatasan dengan Kabupaten Jember.

Kabupaten Lumajang terdiri dari 205 Desa/Kelurahan (198 Desa/7 kelurahan) di bawah 21 Kecamatan yaitu Kecamatan Pasrujambe, Senduro, Gucialit, Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Padang, Sukodono, Randuagung, Lumajang, Jatiroto, Tekung, Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Sumbersuko, Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, dan Rawakangkung (Peta Kabupaten Lumajang, 2010).

Letak Geografis Kabupaten Lumajang yang terdiri rangkaian gunung berapi yang meliputi Gunung Semeru (3676 M), Gunung Bromo Tengger dan Gunung Tarub Lemongan. Serta banyaknya Ranu-ranu ( Danau) di pegunungan antara lain Ranu Kumbolo, Ranu Pani dan Ranu Regulo berada di lereng Gunung Semeru, sedangkan di lereng Gunung Tarub Lemongan tersebar Banyak Ranu kecil antara lain Ranu Pakis, Ranu Klakah, Ranu Kambang, Ranu Pandan dan Ranu Burung (Nurhadi Rangkuti, 2003:7-8). Dalam istilah geologi dan vulkanologi,  Ranu atau danau tektonik dikenal sebagai maar. Maar terjadi akibat letusan vulkanik yang berbentuk bundar dan berdinding terjal. Maar terbentuk oleh letusan freatik dan freatomagnetik dalam sekali masa giat. Semenjak tahun 1907 hingga saat ini hanya ada 10 buah maar yang terbentuk di muka bumi. Namun pada masa prasejarah telah terbentuk banyak maar (merbabu.com).  Rangkaian Pegunungan yang menyebabkan kesuburan tanah di Lumajang sehingga disebut sebagai Lumbung Padi. Keberadaan Ranu juga merupakan faktor kesuburan dan sebagai mata air untuk kehidupan masyarakat di sekitarnya (Gunadi Kasnowihardjo, 2012:126).

Di Wilayah Selatan Lumajang terdapat sumber daya alam yang berupa pasir besi dari hasil letusan Gunung Semeru yang harusnya menjadi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Lumajang di masa lampau hingga sekarang.Gunung Semeru memilki arti penting bagi Lumajang selain material hasil letusan yang dapat menyuburkan dan menghasilkan tambang pasir.

Pasir Lumajang merupakan kualitas super yang diakui oleh negara sebagai materi bangunan. Banyak tidak mengetahui bahwa pasir yang mereka dapatkan untuk pembangunan di berbagai daerah di Indonesia sebagian besar dari Lumajang, sedangkan Kabupaten Lumajang yang telah memberikan konstribusi bagi negara banyak orang tidak mengetahui letak keberadaannya.

Hasil tambang pasir besi Lumajang tidak kalah pentingnya juga, bahkan diekspor sampai ke manca negara tetapi masyarakat sekitar penambangan tidak dapat menikmati hasilnya, karena hanya dinikmati segelintir orang atau kelompok tertentu. Masyarakat hanya mendapatkan imbas buruknya  yaitu kerusakan lingkungan yang mengakibatkan air laut pasang naik sampai ke pemukiman mereka.

Daerah Pantai Bangbang dan Watu Pecak yang merupakan wisata pantai Selatan Lumajang yang dahulunya pasir menggunung yang dapat menahan hempasan ombak laut sehingga tidak membahayakan bagi pemukiman masyarakat sekitarnya, sekarang menjadi ancaman karena penambangan yang dilakukan pihak-pihak tertentu setiap hari berkubik-kubik diangkut truk tambang yang besar. Selain kerusakan lingkungan, juga jalan yang biasanya dilalui truk tersebut setiap diperbaiki tidak akan bertahan lama,serta jalur Lumajang-Probolinggo atau Lumajang-Malang yang biasanya sebelum tahun 2010 mulainya truk-truk tersebut beroperasi dapat ditempuh dengan singkat, sekarang lebih lama. Setiap truk-truk tersebut melewati dari pagi sampai pagi lagi sering mendengar ban meletus terdengar seperti bom karena muatan yang melebihi kapasitas. bahkan getaran dari gerakan kendaraan tersebut sampai ke pemukiman yang dilalui. Mungkin awalnya kaget bahkan takut, tetapi karena setiap hari merasakan hal tersebut menjadi terbiasa...cuma dalam hati hanya bisa bicara kapan berakhir semua ini?

Akhirnya pada Tanggal 26 September 2015 terbunuhnya seorang aktivis anti tambang pasir yang keras menolak dengan adanya penambangan pasir tesebut karena selain menjadi ancaman juga selama ini warga sering mendapatkan kerugian . polemik yang terpendam akhirnya menjadi masalah besar, sampai setiap stasiun TV dan media terus memberitakannya bahkan menjadi berita headline acara.

Dalam Hati ada rasa perih prihatin "mengapa sampai ada korban?", tetapi juga ada rasa syukur karena ada hikmah yang dapat dipetik...salim Kancil "Pejuang" yang muncul dari orang yang sederhana yang selama ini bukan siapa-siapa dan diabaikan, tetapi nyawanya sebagai "Tumbal" Lumajang dengan segala permasalahannya. Allah SWT selalu menunjukkan KebenaranNya dan membuka mata kepada semuanya.

Semoga tidak ada lagi kasus seperti ini, Pemerintah Daerah Lumajang dan pihak yang terkait dapat menyelesaikan dengan tegas dan adil serta bijak dalam menyikapinya. (AP)  

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun