"Kamera yang manaa Dim?" Sahut mama Dimmy dari dapur setengah tidak peduli dengan permasalahan anak sulungnya yang tubuhnya dipenuhi dengan keringat yang amat sangat deras."
        "Yeee... mama gimana sih? Udah dibilangin kamera yang ada di atas meja belajar, masih aja nanya." Kali ini dari nada suaranya terdengar Dimmy sudah sedikit kesal dan panik ditambah dengan sedikit gerutuan yang seakan tidak pernah berakhir.
        "Udah deh, aku cari aja di kamar Dini, kali aja ada di kamar dia." Dimmy meninggalkan kamarnya dengan keadaan yang berantakan layaknya kondisi terakhir perang Bharatayudha.
        Tak lama setelah Dimmy masuk ke kamar Dini, terdengar suara cempreng dari pintu depan yang menandakan mahluk menyebalkan yang doyan menyita coklat kakaknya telah tiba. "Maaaaa.....Dini pulang."
        "Eh anak mama udah pulang, sini sini mama cubit dulu pipinya biar tambah lebar." Mama memang sering seperti itu apabila Dini pulang dari manapun.
        "Ih apaan sih Mama? Ini tiap hari kalo pipi Dini diginiin terus bisa melar kayak sarung tangan karet gelambir gelambir gitu." Dini mencibirkan bibirnya saat wajah Mama ada di depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H