Mohon tunggu...
Nugie Van Basten
Nugie Van Basten Mohon Tunggu... Dosen - Mencoba menyuratkan apa yang tersirat

Suka menulis, suka gambar, suka musik

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

DIMMY "Kamera Sekolah Hilang?"

3 Oktober 2023   06:37 Diperbarui: 3 Oktober 2023   07:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

                “Din, kalo gua anterin lu ke toko buku. Lu harus pijitin kaki gua yak selama 30 menit aja, ga usah lama-lama. Gimana?” Dimmy menjawab dengan mulut penuh roti dan susu, seperti anak beruang yang sedang memakan ikan salmon.

                Dini tampak diam sejenak dan berpikir. “Iya deh, kalo gitu ntar sore anterin ya jam 4 an.” Dini sepertinya meyetujui persetujuan kakaknya itu.

                “Sip.” Dimmy langsung mengambil tasnya dan berpamitan kepada mamanya. “Ma, Dimmy berangkat dulu ya.”

                “Iya Dim, hati-hati di jalan. Ingat jangan bikin ulah lagi ya.” Senyuman tersungging di wajah mama Dimmy melihat putra sulungnya berangkat sekolah.

                “Ma, Dini juga berangkat dulu ya. Udah jam tujuh kurang lima belas nih.”

                “Iya, hati-hati ya sayang. Jangan makan kuaci di kelas lagi ya.”

                Dini hanya tersenyum mendengar nasihat mamanya itu, dan bergegas pergi ke sekolah.

                “Dim, tadi lu ditanyain Pak Par tuh. Tadi beliau nanya soal foto demonstrasi basket kemaren.” Netnet langsung menyambut teman sebangkunya itu dengan sebuah pertanyaan saat Dimmy baru saja menghinggapi kursinya yang sudah setahun ini menemaninya. Tapi tunggu dulu. Mengapa kursi ini sudah menemani dirinya selama setahun? Bukankah dia baru duduk di kelas dua? Seharusnya kan baru beberapa hari kursi ini harus menderita karena harus diduduki oleh mahluk super jorok yang mengganti celana seragamnya setiap 4 hari sekali ini? Jadi begini, untuk sekedar informasi. Dimmy ini memiliki kebiasaan unik lainnya, yaitu dia selalu setia terhadap satu barang yang dimiliki. Jadi kursi ini adalah kursi yang telah menemani dirinya sejak kelas satu SMA. Meskipun Dimmy pMeisya kelas, tapi dia tidak lupa membawa kursinya pMeisya pula.

                “Waduh, kameranya gua bawa ga ya?” Sejurus kemudian segala isi tasnya sudah berada di segala penjuru meja Dimmy. Mari kita lihat benda-benda apa saja yang dibawa oleh Dimmy. Di atas meja terlihat beberapa buku pelajaran, beberapa buku tulis, peralatan menulis, dua buah buku komik, tissue yang sudah pernah dipakai, penggaris panjang, bola bekel, peniti, bungkus permen, beberapa lembar kertas bon, dan sepasang kaus kaki seminggu yang lalu.

                “Dim, keren amat bawaan lu. Segala ada. Jangan-jangan di tas lu ada obeng sama linggis lagi?” Netnet hanya tersenyum melihat banyaknya barang bawaan Diimmy.

                Dimmy tidak mempedulikan ocehan temannya itu. Saat ini dirinya hanya mengkonsentrasikan diri pada sebuah benda yang bernama kamera. Benda tersebut harus segera dikembalikan kepada Pak Par. Jika tidak jangan harap dirinya akan selamat dari suara keras Pak Par yang mengalahkan kerasnya suara toa demonstran di depan gedung DPR. Mungkin sebaiknya para demonstran tidak perlu membawa toa dalam melakukan demonstrasi, membawa Pak Par sepertinya sudah cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun