Mohon tunggu...
aries nalu
aries nalu Mohon Tunggu... -

saya lahir di Betun, Kabupaten Belu tapi saya tumbuh dan besar di manggarai. saya memulai pendidikan saya, 1997-2003 : SDI Wae Nakeng,Lembor,Manggarai barat, NTT 2003-2006 : SMPN 1 Lembor, Manggarai Barat, NTT 2006-2009 : SMK Stella Maris, Labuan Bajo, Manggatai Barat,NTT 2010-sekarang : Mahasiswa di Universitas Dwijendra, Denpasar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terang di Balik Kegelapan

13 April 2012   12:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TERANG DI BALIK KEGELAPAN

Derap langkah mengiringku menuju sebuah gubuk tua. Semakin lama semakin tampak bentuknya. Gubuk tua yang tak berpenghuni itu bagaikan seseorang yang sudah sekian lama tak merawat dirinya.

Kukuatkan tekad untuk dapat meraih gagang pintu gubuk itu. Pintu pun terbuka dan kudapati kegelapan yang melanda seisi gubuk. Perlahan-lahan aku melangkah menyusuri sudut demi sudut dan ruang demi ruang. Langkahku pun terhenti ketika kaki kananku menyentuh sebuah benda lunak. Seribu tanya menggemadi dalam hati dan terus bertanya “benda apa yang telah kusentuh ini ?” menghilangkan rasa penasaran , aku berusaha meraihnya. Meskipun takut, aku harus tetap meraihnya. Ternyata yang ku pegang adalah selembar kain yang sudah usang diselimuti lumut. Rasa yang tadi aku alami kini perlahan mulai menghilang bersama kegelapan.

Langkah aku teruskan hingga akhirnya kepalaku membentur dinding gubuk mengakibatkannya hancur dan membentuk sebuah lubang. Dari lubang itu aku melihat keadaan yang berbeda. Keadaan yang berbeda itu memaksa aku untuk mengetahuinya. Aku pun melihatseberkas cahaya terpantul dari arah yang kurang jauh jaraknya. Aku menerobos lubang itu dan menghampiri arah datangnya cahaya. Sesampainya di sana aku menemui cahaya terang yangbegitu besar. Itulah terang yang membuatku menjadi sesuatu yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun