Vania Bartholins, begitulah nama yang disebutkannya walaupun aku tak menanyakan, karena aku terlalu cuek pada kaum tak kasat mata. hendak memulai segala cerita entah sebagai imbalan atau sebagai penambahan iba yang kemarin kuberikan.
Nonik itu kemarin mengintip anakku dan memperhatikan dari jauh, kemungkinan heran ada yang memiliki nama sama. padahal aku memberi nama vania pada anakku untuk mengingatkan diri pada kalimat Ladunka Rohmah. nantinya kemudian berturut turut akan tersemat kandungan Laduna ilma dan Menara ilmu. ah cerita bias diawal.
Seperti mereka yang lain ternyata benar dia nya datang ingin mengambil syahadat sebagai pembuka jendela langit, kuberi isyarat ijin mendekat dan bahasa batin untuk selalu menjaga jarak dan boleh belajar dulu di kuda-kuda atap sebelah utara.
Tidaklah lama ia belajar, mungkin memang cerdas dan dihari keempat ia menampakkan diri dengan sosok adik laki-lakinya, ibunya dan juga ayahnya. kembali kuberi ijin mereka sekeluarga, hingga langsung melesat ke "kandang" dari seberang teras rumah kontrakanku.
Dalam obrolan (adakalanya aku menyahut seperti dialog interaksi) yang lebih seperti mendongeng, kupahami dia sekeluarga hidup menemani vade nya (ayah), jauh mengembara sebagai perwakilan perusahaan (vnrg o compagnie) yang merintis lahan perkebunan gandum dan lahan persawahan. daerah ini memiliki dataran luas dengan sungai besar (way) dan memiliki banyak lembah juga di hulu.
Agak unik memang ada begitu banyak unsur Aql yang tertinggal sebagai cipratan dengan unsur Nafs dominan padanya membuat personal yang lazimnya kita sebut jin dan mereka yakin pernah hidup sebagai manusia (hantu), mungkin ada sedikit antropologi sejarah yang bisa kumanfaatkan diiringi rasa waspada atas melencengnya sejarah yang mungkin muncul.
Hantu nonik mendongeng tentang Skara Brae jauh di utara sana, sebagai asal mula peradaban. dan selalu akupun hanya mengangguk ringan. persis kosakata skala brak yang diingat pendahulu tanah lampung pikirku.
Hantu nonik mendongeng tentang pesatnya peradaban putri Bulan atau Ratu Terang Bulan (jepang=Turang Borang) (cina=Tulang Bowang). waw mirip pula dengan kosakata Tulang Bawang pikirku.
Hantu nonik mendongeng tentang banyaknya sejarah hilang di tanah lampung, palembang dan bengkulu karena seringnya bencana pada "Bukit Barisan" dan juga peperangan antar kekuasaan kecil hingga kerajaan besar, kepunahan suatu kerajaan bahkan tanpa sisa cerita, ledakan "Krakatoa" masih memberikan kisah dan catatan dimanamana.
Hantu nonik mendongeng tentang karakter asli lampung yang cepat mengambil budaya dan terasimilasi membentuk peradaban baru yang cantik, mudah menguasai banyak bahasa, pintar bernegosiasi untuk win-win solution dan selalu membuka diri, nah disini agak berbeda dengan dongeng Putri Pinang Masak (Tow Penang) di palembang.
Hantu nonik mendongeng pula tentang trik londo memecah kekuatan persatuan rakyat, mendatangkan tenaga dari pulau lain untuk irigasi, kanal, kincir air penumbuk. hingga sukses dan "tertata" sistem kepemerintahan baru.