Mohon tunggu...
ariesa putris
ariesa putris Mohon Tunggu... karyawan swasta -

God Bless Us

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Suka Duka Naik Commuter Line

1 Januari 2015   00:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:04 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Beberapa bulan terakhir ini saya menjadi pengguna commuter line atau biasa disebut KRL untuk pergi-pulang kerja. Sebelumnya saya menggunakan bus. Kenapa beralih ke commuter line? karena naik KRL bisa mempersingkat waktu untuk sampai di kantor dan pasti harganya lebih murah dibandingkan menggunakan bus. hehehe.

Tapi untuk kenyamanan di KRL itu sendiri menurut saya ada beberapa kekurangan, salah satunya yaitu jadwal kereta yang suka telat jadi harus menunggu lebih lama. Kebetulan saya naik KRL dari stasiun Bekasi, stasiun tersebut digunakan sebagai perlintasan kereta jarak jauh. Terkadang jadwal kereta harus mundur karena menunggu kereta jarak jauh melintas. Maklum rel perlintasan kereta yang tidak begitu banyak.

Maka dari itu KRL yang saya tumpangi selalu menunggu antrian jika jadwalnya berdekatan dengan jadwal kereta jarak jauh, mau itu dari stasiun Bekasinya, antri untuk memasuki stasiun Jatinegara, maupun antri untuk masuk ke stasiun Manggarai. Kebetulan rute yang saya gunakan Bekasi - Manggarai - Tanah Abang, jadi hampir setiap hari merasakan menunggu antrian untuk masuk ke stasiun yang dituju. Cukup melatih kesabaran yaa.. hehehe.

Karena banyak penduduk Bekasi yang menggunakan commuter line sebagai moda trasnportasi sehari-hari, stasiun Bekasi selalu dipadati penumpang, terkadang sampai penuh sesak di dalam kereta karena banyak yang mengejar waktu agar tidak telat sampai dikantor. Dan pasti kami selalu berebutan untuk mendapatkan tempat duduk. Ckckck, saya lebih baik mengalah saja deh dengan mereka yang suka berebutan untuk mendapatkan tempat duduk. Di samping sudah pasti tidak akan dapat, biasanya mereka cukup galak dengan orang-orang di sekitarnya, hehehe.

Walaupun kurang nyaman, setiap hari menggunakan KRL pasti selalu saja ada kejadian menarik, baik itu saya yang mengalami atau orang lain yang mengalami. Ada beberapa pengalaman yang saya alami, salah satunya, waktu itu saya naik KRL untuk berangkat kerja. Karena kereta penuh sesak, banyak penumpang yang tidak bisa berpegangan pada pegangan yang tersedia di kereta. Alhasil bila keretanya tiba-tiba berjalan cepat atau di rem mendadak, banyak penumpang yang mengikuti geraknya kereta. Dan pasti selalu ada saja yang marah-marah karena penumpang yang tidak berpegangan jadi terdorong-dorong. Ya maklum sajalah, namanya juga penuh.

Pernah ada mbak-mbak yang akan jatuh karena tidak berpegangan dan dia refleks mencari pegangan tetapi karena tidak ada pegangan, dia berpegangan pada bahu saya tetapi rambut saya ikut di tarik, hahaha. Saya sih tidak marah sama mbaknya. Setelah dia meminta maaf, kami malah tertawa mengingat kejadian itu. hehe. Itu hanya salah satu contoh yang pernah saya alami, kejadian yang lainnya juga ada tapi kalau diceritain semua bisa pada bosan nanti bacanya, hehe.

Saya biasanya naik di gerbong khusus perempuan karena lebih aman di gerbong perempuan. Kalau di gerbong campuran rasanya aneh kalau bersenggolan dengan laki-laki, apalagi kalau pulang kerja dan penuh, duh terkadang tidak tahan dengan bau keringatnya. Hahaha. Ga bermaksud menyindir yaa, tapi sebagian penumpang laki-laki ada yang seperti itu. Tetapi terkadang saya merasa kalau di gerbong perempuan rasa toleransi mereka masih kurang. Begitu sudah dapat tempat duduk ya sudah tak peduli dengan yang ada di sekitar.

Ini salah satu pengalaman lain ketika naik KRL. Suatu waktu saat saya pulang kerja, ada ibu-ibu sambil menggendong anaknya. Mereka baru pertama kali naik kereta. Saat itu jam pulang kerja yang notabene kereta penuh banget. Ibu itu naik di gerbong wanita. Dia hanya berdiri di bagian belakang karena kereta sudah penuh dan saya mendengar celetukan dari salah satu penumpang, “Duh Bu, kalau bawa anak jangan berdiri di sini. Ibu ke ujung gerbong saja. Di sana ada kursi prioritas.” Lalu, ada lagi yang nyeletuk, “Kalau bawa anak jangan naik jam segini Bu. Udah tahu penuh”. Ya ampun, kasian sekali ibu itu. Tidak bisa disalahkan juga sih karena ibu itu juga baru pertama kali naik kereta dan tidak tahu kalau akan sepenuh itu kereta. Memang, setiap orang bisa mengungkapkan pendapatnya masing-masing.

Kalau naik kereta itu melatih kesabaran banget, jadi banyak orang-orang yang selalu marah-marah di kereta, baik itu hanya tersenggol sedikit atau terdorong. Lebih baik tersenyum saja jika mengalami hal itu, tidak perlu diambil hati, namanya juga naik transportasi umum. hehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun