Hancur lebur di Piala Dunia 2014 membuat Spanyol, sang juara Euro 2012, mempunyai PR besar untuk menunjukkan bahwa mereka akan bangkit. Adapun Republik Ceska kembali muncul di permukaan sejak sepuluh tahun silam dihajar gol emas Dellas saat di Portugal.
Spanyol tampil dengan formasi 4-3-3, yang kali ini menggunakan striker beneran dalam diri Alvaro Morata, bukan false nine lagi. Adapun Republik Ceska kiranya masih mengandalkan banyak pemain tua. Di line up dari pelatih Pavel Vrba masih ada nama Tomas Rosicky, Jaroslav Plasil, dan tentu saja Petr Cech. Sekadar info, Rosicky ini jadi kapten, padahal modal bermainnya di klub sama nyaris nihilnya dengan idola Roy Hodgson, si Jack Wilshere.
Pertandingan berjalan dengan tidak seimbang, jujur saja kita bilang demikian. Spanyol sendiri tidak se-tiki-taka kala ada Xavi, karena trio Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Cesc Fabregas menggunakan pendekatan yang agak berbeda. Sementara Republik Ceska pelan-pelan bukannya membaik, malah dalam beberapa momen membuang bola, bek-bek mereka benar-benar membuang, bukan mengarahkan bola untuk serangan balik atau sejenisnya.
Namun apa daya, trio Nolito, David Silva, dan Alvaro Morata harus berhadapan dengan batu karang kokoh dalam diri Petr Cech, cocok banget sama Santo Petrus alias Peter alias Petr yang dijuluki batu karang. Berkali-kali Cech dengan cerdas menghalau bola, salah satunya peluang Silva yang begitu cerdas dikreasi oleh Juanfran pada babak pertama.
Ngomong-ngomong, Spanyol kini tidak lagi terlalu beraroma Real Madrid atau Barcelona. Di line up bahkan hanya Segio Ramos pemain Madrid. Bahwa Barcelona masih menyumbang Jordi Alba, Gerard Pique, dan Iniesta. Sedangkan Atletico Madrid dan Celta Vigo memberi nama Juanfran dan Nolito. Sisanya adalah aroma Inggris dalam diri David De Gea, Fabregs, serta Silva. Morata yang mantap di Juventus diharapkan menjadi fenomena layaknya Fernando Torres yang tidak dibawa.
Memasuki babak kedua, kembali Petr Cech menjadi problem bagi lini depan Spanyol. Vicente Del Bosque bahkan sampai perlu memasukkan Aritz Aduritz sebagai striker Spanyol tertajam untuk menggantikan Morata. Nolito sendiri di sayap terbilang gagal, komentator bahkan mengkritik Nolito yang beberapa kali terjebak dalam jebakan off-side yang sama. Bahkan, Nolito disebut, "not learning.." Kasihan. Nolito sendiri kemudian digantikan oleh Pedro Rodriguez, 8 menit sebelum pertandingan berakhir.
Sepakbola kurang konsep ala Republik Ceska memang sempat memberikan beberapa peluang yang untungnya digagalkan dengan apik oleh De Gea yang katanya terlibat skandal bokep itu. Boleh dibilang, serangan mereka hanya bumbu dalam pertandingan ini.
Kokoh dan patennya Cech dalam pertandingan ini akhirnya tumbang oleh Pique. Suami Shakira ini menjebol gawang Cech di menit ke-87 lewat sundulan kepala memanfaatkan umpan dari kompatriotnya di Barcelona, Iniesta. Sundulannya dilepaskan kala berhasil lepas dari pengawalan bek Republik Ceska yang tampak agak-agak lelah. Cech sendiri sulit untuk menepis bola semacam itu. Setidaknya tujuh penyelamatan Cech menjadi nihil begitu Pique mencorengnya.
Hampir sama dengan Inggris, penampilan Spanyol dalam menyerang dan kemudian tidak mencetak gol tentu menjadi PR bagi pertandingan selanjutnya. Untungnya, pergantian pemain Del Bosque jauh lebih cerdas daripada Roy Hodgson. Sehingga yang diperoleh adalah kemenangan, bukan kemenangan yang tercuri. Penguasan bola hingga 67% memang jelas memperlihatkan betapa spanyol menguasai pertandingan yang menjadi panggungnya Cech serta kepahlawanan Pique ini.
Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H