Orang kalau nekat itu kelakuannya macam-macam. Salah satu jenis nekat adalah berani-beraninya mendaftar test ride Yamaha R25 padahal kira-kira sudah tujuh (abad) tahun tidak pernah mengendarai sepeda motor kopling. Siapa itu? Saya. Untung saja admin Kompasiana nggak nanya, kapan terakhir kali naik motor kopling. Ehm, itu 7 tahun silam naik motor kopling, sebenarnya bisa dilanjut lagi pertanyaannya? Waktu itu naik motor apa? Sejujurnya, Thunder dengan jeroan 125 cc, ukuran yang sangat-sangat sama dengan motor sehari-hari saya dari partai Bebek Sejuta Umat.
Berbekal segala kemampuan yang minim itu saya nyepik admin Kompasiana, pun Yamaha Indonesia, dan syukurlah berhasil. Sebuah pesan WhatsApp dari Mbak Aurora Borealisa di Kamis malam bikin saya deg-degan. Deg-degan karena banyak sebab dan banyak pertanyaan.
1) Masih ingat nggak saya naik motor kopling?
2) Kuat nggak saya naik motor kopling yang gede begitu?
3) Kalau nanti pas lepas kopling pertama motornya mati, malu-maluin nggak ya?
4) Bagaimana kalau ada cewek cantik ngelihat motor saya mati karena gagal lepas kopling?
5) Dan seterusnya dengan kadar semakin galau
Pagi itu, jam 5-an saya sudah cabut dari kosan di area Percetakan Negara. Niat awal mau naik kereta, tapi nggak mungkin terkejar karena kumpulnya saja 06.30 pagi sementara jam segitu mungkin saya baru sampai Tanah Abang. Ya, sudah. Naik taksi sajah! Kasus kemudian terjadi karena saya ketipu Google Maps untuk kali kelima. Di tempat yang ditunjuk Google Maps sebagai Bentara Budaya Jakarta ternyata adalah Pasar Palmerah. Google Maps itu kayak lelaki, seringkali berbohong, tapi selalu diampuni sama kekasih. Saya kemudian memilih turun di gedung Kompas yang ada di deretan itu untuk kemudian mengandalkan GPS (gunakan penduduk setempat). Lumayan, karena nanya ke satpam, saya jadi bisa numpang lewat gedung Kompas Gramedia.
Begitu saya melihat sebuah bis Big Bird, hati tenang. Pengalaman aja sih, kalau event macam ini pasti naik bis 3/4, seperti waktu saya ikutan event bareng sebuah pabrikan mobil di IIMS, setahun silam, via Kompasiana juga sih. Nah, sesudah itu saya lalu berkenal-kenalan dengan beberapa Kompasianer. Beberapa terbilang baru, tapi lebih produktif dibandingkan saya yang sudah terdaftar sejak 2010, tapi kebanyakan hiatusnya.
Awal mulanya saya mengira bahwa event akan digelar di sekitar Mall @ Alam Sutera karena disitu banyak jalanan gede, terbilang masih kosong, dan bisa buat geber habis. Tapi ternyata dihelat di Flavor Bliss, sebuah lokasi nongkrong di Alam Sutera. Pagi-pagi buta, tentu saja belum ada konsumen yang main di tempat sejenis Citywalk ini. Maka, begitu Big Bird-nya berhenti dan melihat ada 3 Yamaha R25 nongkrong bersama 1 T-Max dan 1 R6 langsung deh para Kompasianer menghabiskan waktu untuk foto-foto sampai lemas.
Dari sesi ini Kompasianer jadi tahu tentang R-DNA. DNA Racing yang menjadi andalan di Yamaha R25 dan aneka turunannya kelak, termasuk pengaturan posisi duduk yang highly trained athlete body. Detailnya dapat dibaca DISINI.
Sesudah sesi perkenalan itu, tiba-tiba sudah siang. Maka saatnya makan siang. Kenyang tentu sudah jadi jaminan, karena nggak ada Kompasianer yang malu-malu. Persis sesudah kenyang, Kompasianer kemudian disuguhi sesi safety riding dari Yamaha Riding Academy. Disini dipaparkan ilmu tentang blankspot spion saat berkendara. Kemudian kelengkapan-kelengkapan dan kejadian-kejadian yang terkait safety riding. Termasuk ada pertanyaan dari salah seorang Kompasianer tentang teduhan di fly over. Ternyata, nih, dalam pengetesan sebuah motor, ujiannya lebih kejam daripada jalanan sebenarnya. Jadi, secara motor sih kuat, cuma memang kayaknya orangnya yang tidak kuat. Disini juga dipaparkan bahwa mayoritas kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia. Itulah gunanya Yamaha mengadakan sosialisasi safety riding. Kalau mau dihubungkan, dengan motor Yamaha R25 nan gahar tentu tendensi untuk ngebut sangat nyata. Jadi informasi dari Yamaha komprehensif sekali di Kompasiana Nangkring ini.
Sesudah coaching clinic tentang safety riding, para Kompasianer yang kali ini sudah seragam kemudian turun dan mulai mencicipi Yamaha R25 yang sedari pagi sudah dielus-elus itu. Saya sendiri melihat antrean di test ride "sirkuit" rada rame, jadi saya ke dyno booth. Disini Yamaha R25 beneran diatur sedemikian rupa sehingga kita bisa melakukan pengujian kecepatan R25 segeber-gebernya, segaspol-gaspolnya. Disini juga tampak semua yang sudah dipaparkan di awal oleh pihak Yamaha, termasuk hingga segala isi dashboard yang tampak cantik.