Lagi heboh Pilkada langsung dan drama yang menyertai. Mulai dari tidak jadi nyalon karena dimintai duit, nyalon bareng bini, sampai sudah mau daftar nyalon dan sudah sampai KPU, eh, tahu-tahu kabur. Begitulah. Namanya juga Indonesia Raya Merdeka-Merdeka. Iseng menyimak bab Pilkada langsung, saya langsung masuk ke website KPU, siapa tahu ada informasi baru yang bisa saya peroleh. Hmmm, namun yang tampak justru berbeda.Â
Saya sungguh ingat pada masa lampau, data center KPU di hotel mana gitu sangat menonjolkan kencanggihan teknologi yang dimiliki KPU. Basis IT juga akan ada di masa depan pada festival rakyat memilih. Di era tablet Asus lebih terkenal daripada tablet Paracetamol ini, Pemilu dengan touchscreen tentu bukan hal yang berupa mimpi belaka. Namun menjadi agak absurd ketika KPU, sang pengelola, masih mencantumkan alamat email seperti di gambar berikut:
Yes, ada alamat email teknispencalonan@gmail.com. Gmail bro! Kompasiana saja punya email dengan gandulan blablabla@kompasiana.com lho. Dan bukan hanya Kompasiana, banyak perusahaan dengan berbagai alasan serta kepentingan sudah membuat alamat email sendiri. Sementara sang penyelenggara Pilkada memakai email Gmail. Mungkin terkoneksi langsung ke Android :D
Iseng-iseng saya mencari satu contoh lain untuk menunjang fakta bahwa menggunakan email berbasis Gmail dan Yahoo di pemerintahan adalah hal yang sangat jamak. Pencarian membawa saya ke subsite madrasah di kemenag.go.id dan fakta yang saya temukan sungguh sangat indah. Tidak perlu dijelaskan, sila lihat saja gambarnya. Kalau tidak terbaca di versi Mobile, mungkin bisa baca versi Desktopnya. Hehe.
Jadi di subsite itu, kalau mau menghubungi Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi kita bisa email ke kurikulummadrasah@gmail.com. Yes, Gmail lagi :D Kalau mau bersurat elektronik dengan Sub Direktorat Sarana dan Prasana, kita dapat email ke sarpras_madrasah@yahoo.co.id. Kali ini pakai Yahoo. Atau ingin bertanya tentang dana BOS? Ada, kok. Tertera di situ bahwa ada Tim Manajemen BOS Kemenag RI Pusat yang bisa dihubungi di bosdepag@yahoo.com.Â
Saya tidak tahu apakah penggunaan alamat email Gmail dan Yahoo sebagai email resmi yang bahkan ditampilkan di website institusi adalah sebuah gejala umum. Namun kalau itu benar-benar terjadi, sungguh gawat. Kita pernah heboh ketika ada kabar server e-KTP ada di luar negeri, tapi kita tidak heboh kalau email-email kepemerintahan itu berseliweran dengan gagahnya via Gmail dan Yahoo. Bahwa kedua penyedia layanan itu sekarang sudah sangat tangguh keamanannya, namun bukankah suka-suka mereka kalau harus membuka data yang ada di dalam server mereka? Data-data milik pemerintahan Indonesia? Heu. Pedih, ya? Teman saya, seorang PNS di Padang pernah bilang, "dimana kedaulatan kita kalau email saja numpang gratisan?". Kalau perkara ini, Pak Jokowi bisa dimarah-marahin di linimasa nggak? Rakyat kita kan keren, lebih takut sama bosnya sendiri daripada sama Presiden. Heuheuheu.
Itu baru soal email, belum soal sinkronisasi penamaan. Saya ingat bawa di kantor saya yang lama itu ada standar penamaan email. Apapun nama anda, email itu menggunakan kata pertama dot kata terakhir dari nama anda. Jadi kalau nama panggilan anda ada di tengah, nggak ada tercapture di alamat email kantor itu. Atau kalau namanya terlalu pasaran, ada nomor urutan yang digunakan. Sementara di pemerintahan? Saya sendiri juga bingung kenapa KPU pakai email teknispencalonan, padahal bisa saja nanti ada calo yang mlipir dengan email teknispercaloan@gmail.com. Bagaimana itu? Entahlah. Bukankah lebih indah kalau setiap PNS golongan tertentu diberikan alamat email, jadi perkara surat menyurat jelas, tidak berlindung dibalik alamat email yang bahkan tidak bisa diterka polanya sama sekali. Jadi ingat lagi kalau di kantor lama saya dulu si Siti yang seorang admin, pun si Triyono yang operator forklift punya alamat email sendiri.
Tentu dengan kondisi anggaran di Indonesia dan bagaimana IT dikembangkan di negeri ini, adanya institusi pemerintahan yang masih menggunakan alamat email Yahoo dan Gmail adalah hal yang perlu diperhatikan. Ya itu tadi, penulis semacam Ika Natassa yang personal bisa punya email at ikanatassa.com, masak sub direktorat di Kementerian Agama (yang anggarannya lima besar) tidak mempublikasikan alamat surel dengan at kemenag.go.id? Aneh nggak, sih?Â
Ini cuma iseng-iseng belaka, karena kalau niat tentu saja akan bikin list alamat email pemerintahan yang pakai Yahoo dan Gmail. Kalau gaji dan tunjangan mulai disamakan dengan swasta, masak alamat email nggak bisa?
Salam!
*Keterangan Gambar: membuat email | Sumber: www.maxmanroe.com