Kemarin, saya diklat. Namanya diklat kan "dikurung" dan namanya juga diklat ada pungutan buat buku angkatan sama kaos, plus beberapa fotokopi. Sebagai anak #AntiRibet, saya sudah jarang pegang uang cash banyak-banyak. Sering habis di minimarket plus tukang cimol soalnya~
Begitu daftar tagihan keluar, dalam dua sesi saya menjadi satu-satunya yang BELUM BAYAR, semata-mata karena memang nggak punya uang cash dan pengumpulan dana tidak pakai transfer soalnya ngasih ke tukang fotokopinya kan bukan transfer juga.
Begitulah ketika era cashless begitu mengemuka. Uang fisik nyaris tidak dipegang lagi. Kalaupun ada, hanya 100-200 ribu sekadar buat modal bayar bajaj kalau lagi kepepet.
Bicara soal cashless, tentu tidak bisa dilepaskan dari Bank BCA kalau dalam kasus saya. Bukan apa-apa, kartu ATM pertama yang atas nama saya adalah BCA karena itu adalah rekening payroll pertama saya. Jadi, uang pertama yang saya peroleh sebagai budak korporat ya via BCA. Termasuk juga gesek kartu debit pertama pasti dilakukan dengan BCA.
Ada suatu periode ketika saya ikut terjebak di arus mudik. Ya, namanya juga PNS pasti kena libur bersama. Mau nggak dipakai ya sayang. Dipakai ya harus siap dengan kepadatan arus mudik yang berlipat dibandingkan hari biasa.
Mudiknya nggak jauh, ke Bandung saja, tempat mertua. Saya beli tiketnya dengan pembayaran pakai KlikBCA yang sudah terkoneksi dengan salah satu marketplace.
Karena mepet dengan jam kerja istri, jadi nggak sempat beli oleh-oleh dari ibukota kepada mertua. Segitunya sudah oke bisa sampai tepat waktu karena naik TransJakarta yang bayarnya pakai Flazz. Walhasil, jadinya kita beli oleh-oleh khas Stasiun Gambir. Tentu saja, bayarnya pakai gesek kartu debit~
Begitu sampai di stasiun, segera beranjak ke pasar terdekat untuk belanja bahan untuk memasak khas lebaran. Namanya keturunan Jawa, mau agamanya apapun, lebaran pasti jadi istimewa karena tetap ada acara masak-masak dan makan besar. Itu yang saya pelajari ketika hidup di rumah Mbah saya di Jogja. Natal dan Lebaran sama ramainya, sama ketupatnya. Sedap.
Nah, sampai di pasar baru sadar kalau kartu ATM ketinggalan di mobil. Mana parkirnya jauh pisan karena pasarnya memang lagi penuh-penuhnya. Agak bingung karena posisinya barangnya sudah tinggal dibayar tapi cash-nya habis. ATM terdekat, sih, ada, tapi kartunya ketinggalan. Untung segera disadarkan bahwa ada teknologi BCA yang bisa digunakan: tarik tunai di ATM tanpa kartu ATM-nya. #DibikinSimpel pakai BCA Mobile begitu dah~
Kalau sudah begini, baru terasa bahwa hidup zaman now cukup dipermudah dengan berbagai fasilitas yang memanjakan tersebut. Sesungguhnya, yang tidak simpel cuma 1: mencari uang untuk mengisi rekening agar bisa dipakai. Heuheu~