Pendaftaran Pilgub 2018 sudah selesai. Salah satu provinsi yang ikut pertarungan adalah Sulawesi Tenggara alias Sultra. Dengan kekayaan emas dan aspal, serta keindahan Wakatobi, nyatanya Sulawesi Tenggara belum seterkenal Sulawesi Selatan atau Utara. Ini adalah PR besar bagi siapapun calon gubernur Sultra. Sekadar gambaran, Gubernur Sultra terpilih periode lalu, lagi asyik di KPK. Pada akhirnya, poros terbagi 3, dan jadinya seru-seru dan malah unik. Mau tahu uniknya? Yuk kita kupas!
1. PKS dan Gerindra Satu Kubu Dengan Partai Pendukung Penista Agama
Di Jakarta, PKS dan Gerindra dengan tegas berseberangan dengan seorang penista agama, berikut partai pendukungnya. Ya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Jakarta didukung oleh PDI Perjuangan dan Hanura (serta juga Nasdem, sih). Di Sulawesi Tenggara? Satu gerbong dong. Bersama-sama dengan PAN, partai-partai itu mendukung duet Asrun-Hagua. Adapun PPP dan PKB, menurut Kompas.com (9/1/2018), dukungan keduanya dicoret oleh KPU. Jadi tidak saya masukkan pembahasan disini.
2. Golkar-Nasdem Koalisi
Nasdem boleh dibilang sama dengan Hanura, lahir dari Golkar. Mengingat Nasdem didirikan oleh Surya Paloh yang tadinya adalah pengurus Golkar. Maka, jika Nasdem berkoalisi dengan Golkar, jatuhnya seperti pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu.
3. Barisan Para Mantan
Ini bagian paling unik sekaligus seru. Lima dari enam nama yang akan bertarung adalah para mantan pimpinan wilayah. Ada 3 mantan bupati dan 1 mantan walikota, serta 1 lagi mantan gubernur! Semakin seru karena dari keempat mantan kepala daerah tingkat 2, semuanya sama-sama memimpin 10 tahun lamanya. Sudah lekat benar aroma pejabatnya.
Rusda Mahmud 10 tahun di Kolaka Utara serta Asrun 10 tahun di Kendari. Di Selatan ada Sjafei Kahar yang 10 tahun di Buton dan Hugua 10 tahun di Wakatobi. Masih lanjut, dua diantaranya yakni Rusda Mahmud dan Asrun baru lepas jabatan tahun silam. Jadi masih hangat. Adapun Ali Mazi yang didukung Golkar dan Nasdem adalah mantan gubernur Sultra sebelum Nur Alam. Jadinya menjabat 2003-2008.
Supaya tambah seru, satu petarung lagi juga bukan main-main. Meski bukan pemimpin wilayah, tapi nama Lukman Abunawas ini adalah Sekda Provinsi! Sejauh pengalaman saya bertemu Sekda Kepulauan Riau dan Sekda Sulawesi Utara, Sekda itu punya kuasa yang tidak kalah besar. Boleh dikata, Sekda adalah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh PNS. Adapun posisi Lukman sebenarnya sempat dibahas ulang, menurut lenterasultra.com (3/12/2017) silam.
Hayo, kurang mentereng apa perang yang ini? Patut kita simak kelanjutannya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H