Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

8 Cara Untuk Bertahan di Keramaian AEON Mall BSD City

2 Januari 2016   22:00 Diperbarui: 2 Januari 2016   22:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photogrid_1451663227089.jpg

Boleh bayar di kasir mana-mana, asal lantai GF
Boleh bayar di kasir mana-mana, asal lantai GF

Ini adalah nilai positif, jadi semisal sushi sedang ramai, ambil saja nyelip-nyelip dan kemudian bayar di konter yang agak sepi. Waktu saya ke AEON, konter yang kayaknya sepi adalah gorengan. Menurut ngana saja masak GORENGAN HARGANYA SEBIJI DELAPAN RIBU? Ini harga yang secara psikologis kurang mantap untuk gorengan, ya walaupun ukurannya memang pantas untuk dihargai empat kali parkir di Jakarta Pusat itu.

4. Jurus Meraih Meja
Meja di tenant AEON itu mbel tenan jumlah supply and demand, apalagi ketika liburan. Kiranya lebih mudah mencari jodoh daripada mencari meja kosong untuk enam sampai delapan orang. Maka, diperlukan cara-cara keji untuk memperoleh meja. Mulai dari main asal duduk di kursi yang tampak kosong hingga berdiri dengan tatapan intimidatif kepada orang-orang yang sedang asyik makan pempek AEON.

Ramai banget!
Ramai banget!

5. Bersihkan Sendiri
Salah satu yang bagus dari AEON adalah nuansa Jepang yang kental. Salah satu yang otomatis terikut adalah adanya tempat sampah yang sangat memungkinkan untuk manusia normal membuang sendiri sampah mereka. Manusia normal, lho, karena di Indonesia banyak manusia kurang normal yang meninggalkan sampah di meja mall semata-mata karena katanya sih mbayar. Nah, dengan membersihkan sendiri sampah kita, itu akan sangat membantu orang lain yang hendak menggunakan meja dan kursi yang kita kudeta tadinya.

6. Perhatikan Orang Tua
Saya perhatikan, pengujung di AEON Mall BSD City ini banyak yang menggunakan kursi roda, dan sebagian besar adalah usia lanjut. Keberadaan BSD sebagai tempat tinggal tentu bikin banyak orang entah muda, entah tua tinggal di BSD. Maka, ketika kita berjalan-jalan, hati-hatilah. Jangan asal main tubruk kayak di Pasar Meester atau Tanah Abang. Bagaimanapun nantinya kita juga bakal tua kayak mereka.

7. Awas Dompet
Saya nggak menuduh ada copet di AEON, namun dengan jumlah manusia nan banyak, adalah kesempatan menarik bagi pengutil. Namun tidak sekadar pengutil juga, keramaian dan keribetan ketika membayar membuat orang pegang dompet juga ribet. Belum lagi dompet-dompet yang diletakkan di atas meja. Yah, agar menjamin bahwa sehabis makan sushi, kita masih bisa main di Amazon, sebaiknyalah menjaga dompet. Heuheu.

8. Bawa Sabar yang Banyak
Ini fenting sekali. Bayangkan ketika untuk membayar sekadar takoyaki, saya butuh waktu 20 menit? Makan takoyakinya malah lebih cepat daripada antre bayarnya. Itu sudah yang datang pagi, ya. Semakin siang, semakin mbohae. Selain dempet-dempetan, lama pulak. Yah, dengan semakin banyak manusia yang berada di sekitar kita dan sebagian besar adalah manusia yang lapar, maka sabar yang banyak adalah modal agar kagak berantem. Eh, ini termasuk ke WC, ya. Menurut survei, antre WC di lantai dasar itu nggak kalah dengan CPNS mengantre bikin Taspen di mobil keliling.

Eniwei, menurut saya, AEON Mall BSD City adalah konsep bagus untuk sebuah mal. Tidak besar-besar amat sehingga sekadar ujung ke ujung saja sudah lelah badan awak semacam Pondok Indah dan Kelapa Gading. Namun penataannya tepat dan konsepnya juga mantap. Jadi, pengunjung nggak terlalu ribet untuk mencari lokasi tenant tertentu. Nggak rugi deh menghabiskan hari libur di AEON. Sekali lagi, menghabiskan hari libur di AEON nggak rugi. Kerugian bisa jadi muncul karena 1-2 jam cari parkirann dan 1 jam antre Sushi, dan itu bisa dicegah dengan tips mbohae dari OOM ALFA tadi.

Sampai ketemu di AEON Mall BSD City, yha!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun