Sekarang, apakah para pengguna siap untuk beradaptasi dengan jarak bandara baru ini? Siap kehilangan kemudahan yang sudah pernah ada sebelumnya? Itu masalahnya.
Perlu disediakan akses yang friendly dari sisi penggunaan dan tentunya cost. Ketika saya pertama kali ke Palembang, satu-satunya alat transportasi ya cuma taksi. Sekarang aja baru ada Trans Musi. Jadi kalau mau ke bandara Palembang dan ngirit, ya harus mbajak teman untuk nganter biar murah.
Model di Jakarta tentu layak guna. Kalau memang bandara jadi di Kulonprogo, tentu diperlukan sarana seperti Damri Bandara di Cengkareng untuk akses ke kota Jogja dan sekitarnya. Jangan nanti malah, sudah dibangun bandara bagus-bagus, katanya 10 kali lebih besar, eh pengguna lebih milih mendarat di Solo karena faktor akses yang lebih mudah. *ini pendapat teman saya di FB*
Satu lagi, mungkin belum terpikir, tapi usaha-usaha di sekitar bandara juga perlu diperhatikan. Kita tahu, sisi utara jalan Solo itu ada oleh-oleh banyak, ada hotel-hotel besar kecil, yang pasti akan berkurang income-nya ketika bandara dipindah. Semoga dapat menjadi pemikiran bersama juga.
Sebagai makhluk hidup yang tumbuh hampir 8 tahun di Jogja, dari SMA sampai kuliah, bagaimanapun Jogja tetap di hati. Segala yang ditujukan untuk kebaikan Jogja tentunya perlu didukung. Semua kan demi kepentingan bersama.
Salam! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H