Mohon tunggu...
Arie Riandry Ardiansyah
Arie Riandry Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Studi Agama Agama

Suka menulis macem-macem

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Sharenting Nggak Dosa, Tapi Bikin Malu Anak? Yuk, Bijak di Media Sosial!

27 Januari 2025   09:30 Diperbarui: 27 Januari 2025   09:37 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua bersama ketiga anaknya. (Foto : Care.com) 

Sharenting sebuah istilah keren untuk orang tua yang gemar membagikan aktivitas anak-anaknya di media sosial. Dari yang cuma sekadar foto bayi lagi bobok sampai video anak joget TikTok. Tapi, apakah semua sharenting itu aman? Dan, kalau mau tetap sharenting, gimana caranya biar tetap bijak? Mari kita bahas.

Sharenting itu Nggak Haram, Tapi...

Jujur aja, siapa yang nggak gemas lihat bayi mungil dengan pipi bakpao? Foto-foto lucu seperti itu sering bikin hari-hari kita lebih ceria. Tapi, sebelum jempol gatal mau unggah foto si kecil, coba pikirkan dampaknya. Media sosial itu nggak cuma soal likes dan komentar lucu, tapi juga risiko keamanan, privasi, dan jejak digital anak di masa depan.

Coba bayangkan kalau suatu hari anak kamu tumbuh besar dan menemukan jejak digital dirinya sendiri. Bisa jadi dia senang, tapi bisa juga dia merasa malu atau marah. Kita nggak tahu bagaimana perasaan mereka tentang konten yang kita unggah sekarang.

Tips Bijak dan Aman untuk Sharenting

  1. Tanya Diri Sendiri: Perlu Nggak?Sebelum unggah, tanya dulu: "Apakah ini benar-benar perlu?" Kalau jawabannya cuma untuk pamer, coba tahan dulu. Anak bukan trofi yang harus selalu dipamerkan.

  2. Periksa Setting Privasi Pastikan akun media sosial kamu sudah diatur ke private. Dengan begitu, hanya orang-orang yang kamu kenal yang bisa melihat unggahanmu. Hindari posting di akun publik, apalagi kalau fotonya detail.

  3. Hindari Informasi PribadiJangan pernah unggah hal-hal yang mengandung informasi sensitif seperti alamat rumah, sekolah anak, atau rutinitas harian. Itu bisa jadi celah untuk orang yang berniat jahat.

  4. Konsultasi ke Anak Kalau anak sudah cukup besar, tanyakan dulu apakah dia setuju foto atau videonya diunggah. Ini juga bisa jadi momen belajar soal consent sejak dini.

  5. Hati-Hati dengan TrenTren di media sosial seringkali menggoda, seperti tantangan viral atau filter lucu. Tapi, nggak semua tren cocok untuk anak. Jangan sampai hanya demi ikut tren, kamu malah mengorbankan privasi anak.

  6. Pikirkan Jejak Digital Apa yang diunggah di internet biasanya sulit dihapus sepenuhnya. Jadi, pastikan konten yang kamu unggah adalah sesuatu yang anakmu nggak akan menyesalinya di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun