Mohon tunggu...
Arie Riandry Ardiansyah
Arie Riandry Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Studi Agama Agama

Suka menulis macem-macem

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menelan Kenang

5 November 2023   14:22 Diperbarui: 5 November 2023   14:23 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Ilustrasi oleh Kompas.id

Aku mengambil serpihan rindu di bawah tumpukan derita tentang perpisahan. Terisak-isak, merangkak dengan penuh penderitaan

Badanku begitu menggigil disepanjang benua antartika, kita dipecahkan oleh kerikil es-es kecil yang tenggelam meleleh ditelan sejarah

Mataku layaknya lautan berhembus angin kencang dengan iringan ombak begitu terdengar sunyi, "Bukankah tiada yang lebih menyakitkan daripada ditelan sepi"? Katamu.

Aku merebah, mengais butiran pasir kecil kesedihan, di kota kenang itu kita diciptakan dengan buah manis kenangan

Bandung, 05 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun