Mohon tunggu...
Arie Putra
Arie Putra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Membaca, menulis, travelling, semuanya direnungkan

Saya tinggal di Labuan Bajo. Mengurus website www.komodooneclick.com yang menyediakan tour di wilayah Taman National Komodo dan Pulau Flores.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suatu Ketika di Puncak Kelor

16 Mei 2019   05:21 Diperbarui: 16 Mei 2019   05:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semilir angin Pulau Flores berhenti tatkala sekelompok pelancong dari Perancis mengaso di Puncak Kelor

Bersama seorang Jepang, mereka mengoceh tentang angin dan kemungkinan Haruki Murakami mendeteksi hal-hal ajaib di dalam sebuah semilir angin

Bagaimana menurutmu? Celetuk gadis paling mungil di antara mereka. Kira-kira apa yang paling menghibur: politik atau filsafat? Aku hanya seorang pemandu wisata, jawabku. Perbincangan tentang politik dan filsafat membutuhkan berkilo-kilo energi, bukan? Aku balik bertanya.

Mereka mengambil beberapa foto. Perwakilan Jepang itu diapiti tubuh-tubuh tinggi orang-orang Perancis. 

Berulang kali Murakami disebut. Sesekali Pramoedya Ananta Tour mengisi perbincangan mereka. 

Hari-hari berlalu. Kelor tetap indah. Kenangan-kenangan dikirim penuh haru dari pulau-pulau yang jauh: tentang Kelor dan sebuah hari yang paling menenteramkan.

Rinca, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun