Mohon tunggu...
Arie Poernama
Arie Poernama Mohon Tunggu... Arsitek - ariepoernama.com

Pembelajar. belajar banyak kata dari aktivis kompasianer, bukan komentator ulung apalagi addict kaskuser.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berderap di Jalan Panjang

29 Agustus 2013   16:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:38 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang bocah kecil
menatap langit
merenungi karya Maha Sempurna
menatap bulan
menyelami bintang demi bintang
takjub..

Sang bocah menanam janji
gantungkan cita-cita setinggi langit
melesat ke hamparan bintang-bintang
melewati batas ruang dan waktu
mencari bintang tertinggi
..bintang impian

Kaki kecil terus menapak mengejar mimpi
Tangan kecil terus meraih asa yang tak pasti
Di ujung hari matahari telah tinggi
Lembayung mengurai silut senja

Alangkah galau hati sang bocah
menatap bintang tak kunjung mendekat
Hari semakin sepi tanpa riuh semangat lagi
Bocah kecil telah kalah !

Namun janji tetaplah janji yang harus ditunaikan
Cita-cita tetaplah cita-cita yang terus diimpikan
Bocah kecil kembali mengurai mimpi
memandangi kaki kecil yang terus menapak
maju....

Tak ada gunanya pandangi bintang yang diam membisu
walau indah namun terlalu tinggi
Pandangilah derap langkah kaki
walau melelahkan..
tetapi menuju sesuatu yang pasti

Berderap di jalan panjang..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun