Pada masa pertengahan hingga akhir kanak-kanak, anak akan sangat memerlukan peran orang orang tua di masa pertumbuhannya ataupun masa perkembangannya. Namun pada masa ini, orang tua semakin sedikit menghabiskan waktu bersama mereka. Dalam sebuah penelitian, orang tua hanya meluangkan kurang dari setengah waktu bersama mereka dibandingkan dengan ketika anak-anak itu berusia 5 hingga 12 tahun (Hill & Stafford, 1980).
Dalam analisis terbaru mengenai kontribusi penting orang tua di masa kanak-kanak pertengahan dan akhir, tercapai kesimpulan berikut: “Orang tua berperan sebagai penjaga dan memberikan penyaring ketika anak-anak menganggap tanggung jawab yang lebih, dan mengatur kehidupan mereka sendiri” (Huston & Ripke, hal. 422).
Orang tua terutama berperan penting dalam mendukung dan mendorong pencapaian akademik anak-anak di masa kanak-kanak pertengahan dan akhir. Dengan adanya pernyataan-pernyataan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa peran paling terpenting orang tua pada anak masa kanak-kanak pertengahan hingga akhir adalah sebagai manajer. Yaitu sebagai manajer bagi kesempatan-kesempatan yang dimiliki anak-anak, seperti mengawasi perilaku dan tingkah laku mereka, dan juga sebagai inisiator sosial serta pengarah (Parke & Buriel, 2006; Gauvain & Parke, 2010).
Dan diantara ibu dan juga ayah yang paling berperan sebagai manajer adalah ibu karena ibu bersikap lebih ulet, terampil dan mengayomidalam pengasuhan anak, disamping karena ibu juga lebih sering menghabiskan waktu bersama anaknya disbanding ayah yang hampir setiap hari bekerja untuk kebutuhan keluarga tersebut.
Diantara praktik manajemen keluarga yang paling penting dalam hal pengasuhan adalah mempertahankan struktur dan organisasi lingkungan keluarga, seperti menciptakan rutinitas pekerjaan rumah, serta mengawasi perilaku anak secara aktif dan efektif. Apabila fungsi keluarga telah diterapkan sebagaimana mestinya, sesuai dengan pernyataan tersebut, tidak hanya perkembangan anak saja yang akan meningkat namun melalui pengawasan prestsi akademis anak-anak dengan cara memperhatikan pekerjaan rumah, membatasi waktu nuntuk kegiatan nonproduktif (pasif) seperti bermain games/playstation dan menonton televise, serta berdialog secara konsisten dan positif dengan guru sekolah maka prestasi akademis anak juga akan meningkat (Mandara, 2006).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H