Modern Monetary Theory (MMT) adalah suatu teori ekonomi yang mengemukakan bahwa pemerintah yang memiliki kedaulatan atas mata uang negaranya dapat mencetak uang secara tidak terbatas untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Teori ini menyatakan bahwa pemerintah dapat mencetak uang untuk membiayai pengeluaran apapun, bahkan untuk membayar utang yang dimilikinya. Dalam hal ini, MMT menekankan bahwa anggaran pemerintah tidak dibatasi oleh sumber daya atau pendapatan, melainkan oleh kapasitas produksi dan inflasi.
Sejarah MMT dimulai pada akhir tahun 1990-an, ketika kelompok ekonomi heterodoks di Australia mengembangkan teori ini sebagai alternatif terhadap teori ekonomi konvensional yang didukung oleh sebagian besar ekonom mainstream. Dalam hal ini, ekonom Stephanie Kelton sering disebut sebagai salah satu pendiri MMT, karena ia telah lama mengembangkan teori ini sejak awal 2000-an. Namun, MMT baru mendapatkan perhatian yang lebih luas setelah diterbitkannya buku oleh Kelton yang berjudul "The Deficit Myth: Modern Monetary Theory and the Birth of the People's Economy" pada tahun 2020. Buku ini memberikan penjelasan rinci tentang teori MMT dan cara kerjanya dalam praktik.
Kategori heterodoks dan ortodoks sendiri dalam dunia ekonomi sering kali dilihat sebagai polarisasi yang saling bertentangan, namun dalam kenyataannya, perbedaan di antara keduanya tidak selalu begitu tajam. Hal ini tergantung pada perspektif dan penggunaan teori ekonomi yang diadopsi. Pendekatan ortodoks dalam ekonomi lebih menekankan pada prinsip-prinsip neoklasik, yang menganggap bahwa pasar yang bebas dan kompetitif merupakan cara terbaik untuk mengatur alokasi sumber daya ekonomi. Selain itu, mereka juga cenderung mempertahankan asumsi bahwa uang bersifat netral, artinya kebijakan moneter tidak memiliki pengaruh langsung pada perekonomian.
Di sisi lain, pendekatan heterodoks dalam ekonomi lebih menekankan pada kritik terhadap teori neoklasik, dan lebih memperhatikan faktor-faktor sosial, politik, dan historis yang mempengaruhi sistem ekonomi. Mereka juga lebih terbuka untuk menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih aktif, serta menolak pandangan bahwa pasar selalu efisien. Dalam konteks MMT, meskipun teori ini lebih banyak diadopsi oleh ekonom yang beraliran heterodoks, namun pendekatan MMT dalam praktiknya lebih cenderung mengadopsi prinsip-prinsip ortodoks. Hal ini terlihat dalam prinsip MMT yang menyatakan bahwa pemerintah dapat mencetak uang baru untuk membiayai program-program stimulus ekonomi dan investasi dalam infrastruktur, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Prinsip ini sebenarnya tidak bertentangan dengan pendekatan ortodoks, karena teori ortodoks pun mengakui bahwa kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mempengaruhi perekonomian. Namun, yang menjadi perbedaan adalah dalam teori ortodoks, penggunaan kebijakan fiskal harus seimbang dengan kebijakan moneter yang ketat, sementara dalam pendekatan MMT, penggunaan kebijakan fiskal dapat diimbangi dengan kebijakan moneter yang longgar. Dalam konteks ini, dapat dikatakan bahwa MMT lebih cocok dikategorikan sebagai pendekatan ortodoks dalam ekonomi, meskipun teori ini juga mengadopsi beberapa prinsip heterodoks dalam analisis dan pandangannya terhadap sistem ekonomi. Namun, kembali lagi, ini tergantung pada perspektif dan penggunaan teori ekonomi yang diadopsi, sehingga pendapat yang berbeda bisa muncul dari berbagai pihak.
MMT memandang bahwa pemerintah tidak perlu meminjam uang atau mengumpulkan pajak untuk membiayai pengeluarannya. Sebaliknya, pemerintah dapat mencetak uang secara tidak terbatas untuk memenuhi kebutuhan pengeluarannya, dan hal ini tidak akan memicu inflasi jika kapasitas produksi masih mencukupi. Dalam MMT, uang yang dicetak oleh pemerintah dikeluarkan ke dalam ekonomi melalui program pengeluaran pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur, program kesejahteraan, dan program ketenagakerjaan. Program ketenagakerjaan adalah salah satu konsep utama dalam MMT, di mana pemerintah akan menciptakan lapangan kerja untuk menyerap tenaga kerja yang tidak terpakai atau underemployed di sektor swasta. Dalam hal ini, pemerintah akan mencetak uang untuk membayar upah pekerja yang dipekerjakan dalam program ini, dan uang yang dibayarkan oleh pemerintah kemudian akan mengalir kembali ke pemerintah dalam bentuk pajak. Dengan cara ini, uang yang dicetak oleh pemerintah akan tetap beredar di dalam ekonomi dan tidak akan menimbulkan inflasi.
Seperti halnya teori ekonomi lainnya, MMT juga memiliki pro dan kontra di kalangan para ekonom. Pro MMT mengemukakan bahwa teori ini memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial, serta dapat mengurangi beban utang publik dan membantu pemerintah memenuhi kebutuhan pengeluarannya. Di sisi lain, kontra MMT mengatakan bahwa teori ini dapat menimbulkan inflasi jika diterapkan secara tidak hati-hati. Selain itu, beberapa kritikus mengkhawatirkan bahwa penggunaan uang yang dicetak secara tidak terbatas dapat menurunkan nilai mata uang suatu negara dan memicu krisis ekonomi. Namun, pro MMT menanggapi bahwa teori ini telah diuji dan terbukti efektif dalam beberapa negara, seperti Jepang dan AS, yang telah menerapkan kebijakan fiskal yang agresif dalam beberapa tahun terakhir. Mereka juga menegaskan bahwa MMT bukanlah "carte blanche" atau hak istimewa bagi pemerintah untuk menghabiskan uang secara sembarangan, melainkan membutuhkan pengawasan yang ketat dan pemantauan yang konstan.
Pendapat para ekonom terkait MMT sangat beragam. Beberapa ekonom menganggap bahwa MMT dapat membawa dampak positif bagi perekonomian, seperti menciptakan lapangan kerja, mengurangi kesenjangan sosial, dan membantu pemerintah memenuhi kebutuhan pengeluarannya. Namun, sebagian lainnya mengkhawatirkan bahwa teori ini dapat menimbulkan inflasi jika tidak diterapkan secara hati-hati. Beberapa ekonom juga mengkritik MMT karena dianggap terlalu fokus pada kebijakan fiskal dan mengabaikan kebijakan moneter yang penting dalam mengatur inflasi. Mereka juga menilai bahwa MMT dapat memicu krisis ekonomi jika pemerintah mencetak uang secara tidak terbatas dan mengabaikan tata kelola keuangan yang baik.
Namun, ada juga beberapa ekonom yang mendukung MMT dan melihatnya sebagai alternatif yang layak untuk meningkatkan perekonomian suatu negara. Mereka menegaskan bahwa teori ini dapat membantu mengurangi pengangguran, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi beban hutang publik. Dalam konteks Indonesia, beberapa ekonom menilai bahwa MMT dapat menjadi opsi yang layak untuk membantu memulihkan ekonomi Indonesia yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Mereka berpendapat bahwa pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan membiayai program-program stimulus ekonomi dengan mencetak uang baru. Namun, sebagian lainnya mengkhawatirkan bahwa penggunaan MMT dapat memperburuk kondisi ekonomi Indonesia yang sudah rentan. Mereka mengatakan bahwa penggunaan MMT dapat menimbulkan inflasi yang tinggi, melemahkan nilai tukar rupiah, dan menimbulkan krisis ekonomi.
MMT merupakan teori ekonomi yang kontroversial dan masih menjadi perdebatan di kalangan para ekonom. Meskipun terdapat pro dan kontra terhadap MMT, namun tidak dapat dipungkiri bahwa teori ini telah menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir, terutama di negara-negara yang mengalami krisis ekonomi. Dalam konteks Indonesia, penggunaan MMT masih menjadi perdebatan dan perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Meskipun penggunaan MMT dapat membantu memulihkan ekonomi Indonesia yang terpukul akibat pandemi Covid-19, namun perlu diingat bahwa penggunaan MMT juga dapat menimbulkan risiko dan dampak negatif yang serius jika tidak diterapkan secara hati-hati. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai faktor dan risiko sebelum memutuskan untuk menerapkan MMT. Selain itu, perlu dilakukan penelitian dan analisis yang cermat untuk menentukan kebijakan yang tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H