Mohon tunggu...
Ariel Virnanda
Ariel Virnanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Negeri Jember

Suka Berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketergantungan Negara Berkembang terhadap Negara Maju

13 Maret 2023   09:48 Diperbarui: 13 Maret 2023   09:50 3261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses di mana hubungan antarnegara dan antar individu semakin erat dan saling tergantung satu sama lain melalui perdagangan, investasi, dan pertukaran budaya. Salah satu efek yang paling terlihat dari globalisasi adalah meningkatnya persaingan ekonomi di antara negara-negara di seluruh dunia. Negara maju memiliki keuntungan besar dalam persaingan ekonomi internasional karena mereka memiliki akses lebih besar terhadap teknologi, sumber daya manusia, dan modal yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi. Dalam sistem ekonomi global yang semakin terbuka, negara-negara maju lebih leluasa dalam memasarkan barangnya di seluruh dunia dan mencari pasar yang paling menguntungkan bagi mereka.

Di sisi lain, negara-negara miskin menghadapi banyak tantangan dalam persaingan ekonomi global. Mereka sering kali kurang memiliki sumber daya, teknologi, dan modal untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi. Sebagai akibatnya, mereka cenderung mengimpor barang dari negara-negara maju dan menjadi ketergantungan terhadap barang tersebut. Ketergantungan negara miskin terhadap barang dari negara maju sering kali mengakibatkan ketidakseimbangan perdagangan yang merugikan negara miskin. Negara-negara maju dapat menjual barang mereka dengan harga yang lebih tinggi kepada negara-negara miskin karena permintaan akan barang tersebut tinggi di negara-negara miskin dan pasokan barang tersebut terbatas. Dalam sistem kapitalisme, persaingan antara bisnis dan industri dianggap sebagai dorongan bagi inovasi dan efisiensi. Namun, kapitalisme juga dapat memicu ketimpangan ekonomi yang signifikan di antara negara-negara dan mendorong persaingan yang tidak sehat antara bisnis dan industri.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang telah mengalami dampak globalisasi dan persaingan ekonomi. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen barang dan jasa yang berkualitas tinggi. Namun, Indonesia juga menghadapi banyak tantangan dalam persaingan ekonomi global. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya infrastruktur yang memadai dan birokrasi yang kompleks. Hal ini dapat membuat produksi barang dan jasa menjadi lebih mahal dan kurang efisien. Selain itu, Indonesia juga mengalami ketidakseimbangan perdagangan yang signifikan dengan negara-negara maju. Ketidakseimbangan perdagangan tersebut dapat berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Hal ini dapat mengurangi jumlah uang yang tersedia di dalam negeri dan membuat biaya hidup menjadi lebih mahal bagi rakyat Indonesia. Selain itu, ketidakseimbangan perdagangan juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mengurangi daya saing Indonesia di pasar global. Namun, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh globalisasi dan persaingan ekonomi. Sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, Indonesia memiliki pasar yang besar dan berpotensi menghasilkan keuntungan besar bagi bisnis dan industri. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi barang dan jasa berkualitas tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dan proyeksi pertumbuhan ekonomi di masa depan juga cukup baik.

Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Indonesia perlu terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan investasi di dalam negeri. Pemerintah juga perlu meningkatkan efisiensi birokrasi dan memperbaiki regulasi yang berlaku di Indonesia agar memudahkan bisnis dan industri berkembang di Indonesia. Selain itu, Indonesia perlu terus berupaya untuk meningkatkan daya saing di pasar global. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan memanfaatkan teknologi yang ada untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih efisien. Dalam rangka meningkatkan daya saing di pasar global, Indonesia juga perlu terus berupaya memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalin kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dengan negara-negara lain dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia memiliki peran penting untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah:

  • Meningkatkan efisiensi birokrasi dan memperbaiki regulasi yang berlaku di Indonesia untuk memudahkan bisnis dan industri berkembang di Indonesia.
  • Mendorong investasi di sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, sumber daya alam, dan teknologi.
  • Membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia dengan menjalin kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dengan negara-negara lain.
  • Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
  • Meningkatkan pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing produk Indonesia.
  • Mendorong pengembangan sektor-sektor ekonomi baru yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

Dengan melakukan kebijakan-kebijakan tersebut, Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar global dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa persaingan ekonomi global tidak hanya berdampak pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga dapat memengaruhi negara-negara maju. Dalam era globalisasi dan persaingan ekonomi yang semakin intens, negara-negara maju harus tetap berupaya untuk mempertahankan posisi mereka di pasar global. Negara-negara maju harus terus melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas produk mereka agar tetap bisa bersaing di pasar global. Dalam hal ini, keterkaitan antara persaingan ekonomi global dengan kapitalisme juga harus menjadi perhatian bersama. Sistem kapitalisme yang mengutamakan keuntungan bisnis dapat memengaruhi ketidakseimbangan perdagangan antara negara-negara maju dan miskin serta berdampak pada kesenjangan sosial dan ekonomi di seluruh dunia.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mengurangi dampak negatif dari sistem kapitalisme dan meningkatkan keadilan sosial dan ekonomi di seluruh dunia. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat peran pemerintah dalam mengatur dan mengawasi kegiatan bisnis, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan-perusahaan besar. Dalam konteks Indonesia, dampak globalisasi dan persaingan ekonomi dapat dirasakan dalam berbagai sektor, seperti industri manufaktur, perdagangan, dan pertanian. Di sektor industri manufaktur, Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara maju seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan dalam hal efisiensi produksi dan kualitas produk. Sebagai hasilnya, Indonesia masih mengimpor banyak barang dari negara-negara maju, terutama dalam sektor elektronik dan kendaraan bermotor. Di sektor perdagangan, Indonesia juga masih mengalami defisit perdagangan dengan negara-negara maju. Meskipun Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara produsen komoditas seperti minyak sawit, kopi, dan rempah-rempah, namun Indonesia masih mengalami kesulitan dalam memasarkan produk-produk tersebut di pasar global.

Dampak globalisasi dan persaingan ekonomi juga dirasakan dalam hal ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir, namun masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dalam kemiskinan dan sulit mengakses fasilitas kesehatan, pendidikan, dan layanan publik lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun