Mohon tunggu...
Ariel Sabilal Haq
Ariel Sabilal Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Fakultas Syariah/Jurusan Hukum Tata Negara/UIN Maulana Malik Ibrahim

Membiasakan diri untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Indonesia: Jalan Berambut Kabel

10 September 2023   09:41 Diperbarui: 12 September 2023   00:06 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kabel utilitas. (Foto: KRISTIAN OKA PRASETYADI UNTUK KOMPAS)

Selain bahaya fisik, keberadaan kabel listrik yang berserakan juga menciptakan masalah estetika. Mereka merusak tampilan kota dan menciptakan kesan kecerobohan. Ini dapat mengganggu potensi pariwisata dan investasi di daerah tersebut.

Salah satu bahaya yang paling berisiko juga adalah kebakaran. Kabel listrik yang menjuntai di jalan-jalan ini sering kali tidak terawat dengan baik. Beberapa kabel mungkin sudah tua dan rapuh, sementara yang lain mungkin terkena cuaca ekstrem seperti hujan dan panas yang dapat menyebabkan kerusakan. Akibatnya, terjadi gangguan listrik yang seringkali diikuti oleh percikan api yang dapat menimbulkan kebakaran.

Kebakaran yang disebabkan oleh kabel listrik ini dapat dengan cepat merambat dan mengancam rumah-rumah dan bangunan di sekitarnya. Masyarakat sering kali harus bersatu padu untuk memadamkan api sebelum api meluas dan menghancurkan harta benda mereka. Ini adalah risiko yang terus-menerus menghantui mereka setiap hari.

Selain risiko kebakaran, kabel listrik yang menjuntai juga dapat menimbulkan ancaman terhadap keselamatan anak-anak. Anak-anak yang tinggal di lingkungan ini sering kali suka bermain di sekitar jalan dan trotoar. Mereka mungkin tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh kabel-kabel ini. Kabel-kabel yang tergantung rendah bisa membahayakan mereka jika tidak hati-hati, dan ini adalah potensi bencana yang sangat mengkhawatirkan.

Kondisi ini juga menciptakan tantangan dalam hal aksesibilitas. Orang dengan disabilitas fisik mungkin kesulitan menggunakan trotoar yang penuh dengan kabel-kabel yang menjuntai. Mereka mungkin merasa terbatas dalam mobilitas mereka, yang dapat merugikan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

ILUSTRASI | Sumber: terselubung.blogspot.com
ILUSTRASI | Sumber: terselubung.blogspot.com

Untuk mengatasi bahaya ini, perlu tindakan serius. Pemerintah perlu bekerja sama dengan perusahaan listrik untuk merapikan dan mengelola jaringan kabel listrik dengan lebih baik. Hal ini melibatkan pemindahan kabel-kabel ke tempat yang aman, pemotongan kabel yang tidak digunakan, dan perawatan yang teratur. 

Selain itu, pendidikan keselamatan publik juga penting, agar masyarakat lebih waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh kabel listrik yang berceceran di sekitar mereka.

Seiring berjalannya waktu, permasalahan utama yang muncul adalah pertumbuhan pesat industri telekomunikasi dan listrik yang belum diiringi oleh infrastruktur yang memadai untuk menampung kabel-kabel ini. Seiring dengan peningkatan kebutuhan akan konektivitas internet dan pasokan listrik, operator telekomunikasi dan perusahaan listrik seringkali memasang kabel-kabel mereka dengan sembrono tanpa perencanaan yang matang.

Akibatnya, jaringan kabel yang berantakan menggantung rendah di atas jalan-jalan kota, merintangi pandangan pengemudi, dan bahkan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas serius. Pejalan kaki juga terpaksa berjalan di bawah jaringan kabel yang tidak teratur, menimbulkan risiko jatuh atau terluka akibat kabel yang melilit.

Sampai tulisan ini diterbitkan pun, kebijakan yang mengatur secara spesifik terkait tata letak kabel-kabel di jalanan belum juga ada. Di saat negara-negara lain sudah memikirkan tata kelola ruang yang baik, aman, dan nyaman, Pemerintah Indonesia terlalu berfokus pada infrastuktur pembangunan dan perluasan jalan, tanpa mengkritisi tata ruang kabel di jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun