Mohon tunggu...
Ariel Rakhmadan
Ariel Rakhmadan Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLITEKNIK MUARA TEWEH

S1 HUBUNGAN TERNASIONAL, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA S2 PUBLIC POLICY, UNIVERSITY MALAYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ideologi Pancasila: Refleksi Tahun Politik 2024

1 Juni 2023   11:05 Diperbarui: 1 Juni 2023   11:14 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanggal 1 juni, Setiap tahunnya Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila sebagai Ideologi bangsa sekaligus konstitusi tata negara Republik Indonesia. Itu di kenang, karena Dalam sidang kedua  BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk "Lahirnya Pancasila" berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945.

Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI. 

Sebab itu hari Pancasila, Perlu di peringati setiap tahunnya. Karena tiada suatu bangsa, tanpa suatu Ideologi atau Konstitusi. Berkaitan dengan politik, Pancasila pada sila ke - 4, dalam Pidato Seokarno, menyingkat isi sila hanya dengan kata "Democracy". Padahal secara Kalimat "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". Kalau kita bisa menarik hipotesannya pidato Soekarno. Bahwasannya, Persmusyawaratan/Perwakilan harus di hasilkan melalui sebuah proses Demokrasi atau melalui Pemillu setiap perlima tahunnya. 

Tentu, adannya permusyawaratan/perwakilan adalah hal wajib dalam sistem bernegara Indonesia, di mana para pengisinnya di jaring memlalui sistem demokrasi, melalui proses pemillu. Di mana mungkin, Hipotesannya Permusyawaratan itu Adalah Badan MPR RI, Serta perwakilan itu badan DPR RI dan DPD RI. Dengan yang menurut saya mencermatinnya badan legislatif dengan memakai power sharing, yaitu bikameral.

REFLEKSI POLITIK 2024.

Refleksi menurut KBBI adalah sebuah gambaran, atau cerminan. Kaitannya dengan Pancasila adalah, bagaimana kita menghadapi politik 2024 ini, dengan pengaplikasian PANCASILA sebagai acuan kita. Bagaimana kita sebagai peserta politik, bisa berdemokrasi dengan baik. Di mana, Demokrasi kita, dan Demokrasi - Liberal adalah suatu hal yang berbeda. Di mana transparancy kita memilki batas dan norma. Bukan seperti sebebas bebasnya, asal tidak menggangu kebebasalan orang lain (Liberal). 

Artinnya, mungkin tesis saya adalah bagaimana kita dengan lawan politik, atau pun dengan para pemilih yang berbeda warna. Agar tidak menyerang individual seseorang, mari kita kupas dan kita kritik dari segi program dan track record (Bagi Incumbent) yang ikut berkompetensi. 

Di mana pada akhirnya, menang atau kalah Bangsa ini harus melebur dalam jalan besar bersama seperti Sila 3 "PERSATUAN INDONESIA". Dalam membangun peradaban Republik ini. Meskipun pada sistem partai, di mana kita memakai sistem multi partai tetap ada yang namannya Check and Balance bagi pemenang Pemillu, dengan hadirnya sisi Oposisi nantinnya, Namun harus sesuai koridor, dan asas berbangsa yang baik. Jangan menjadi oposan politik, yang menciptakan chaos bangsa ini.

Politik itu hadir, karena menurut orang beraliran idealisme adalah untuk menata kekuasaan dengan struktur dengan baik, dan aliran realisme menyatakan politik itu ada, karena manusia pada dasarnya ingin berkuasa. Politik itu dinamis dalam akar prakteknya, dan lebih kompleks lagi dalam akar akademisnya. Jadi, tetap kita harus refeleksi PANCASILA sebagai pegangan kita, agar tidak tergerus oleh arus kuat Politik, yang akan menghancurkan kita nantinnya.

Politik bukan untuk kekuasaan, Bukan itu Menentukan siapa yang menang atau kalah, tapi Untuk Kesejahteraan Bersama. SELAMAT HARI PANCASILA 1 JUNI 2023. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun