Mohon tunggu...
Ariel Rakhmadan
Ariel Rakhmadan Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLITEKNIK MUARA TEWEH

S1 HUBUNGAN TERNASIONAL, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA S2 PUBLIC POLICY, UNIVERSITY MALAYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Kebangkitan Nasional, Sejarahnya Perlawanan SOFT POWER Pemuda Indonesia terhadap Kolonalisme

20 Mei 2023   06:00 Diperbarui: 20 Mei 2023   06:16 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap 20 mei, setiap tahunnya Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasional. Di mana sejarahnya, berkaitan dengan berdirinnya Budi Utomo 1908. Di mana organisasi masyarakat ini di dirikan adalah untuk menghimpun atau berkumpulnya para kaum intelektual pemuda Indonesia dalam berbagai bidang. Sebagai perlawanan "ketertinggalan" masyarakat Indonesia terhadap pendidikan, atau di kenal dengan masyarakat bumi putera pada waktu itu. Ada beberapa tokoh pendiri Budi Utomo yaitu, Dr. Soetomo, Soeradji tirtonegoro, dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Serta tidak kalah pentingnya juga andil tokoh dr. Wahidin Soedirohusodo. Yang mana beliau berkampanye keliling kota - kota besar di Jawa untuk dana bantuan pendidikan bagi pribumi berprestasi yang tidak mampu sekolah. Tentu apabila melihat latar belakang tadi berdirinnya memilki kata kunci "Pendidikan" di mana tujuan utamannya untuk mencapai kemerdekaan melalui kekuatan pendidikan. 

Dalam teori politik realisme, ada dua kekuatan bangsa untuk melakukan perlawanan sehingga bisa mencapai tujuan yang ingin di capai. Pertama perlawanan HARD POWER, DAN SOFT POWER. Hipotesannya sebelum hadirnya gerakan Budi Utomo perlawanan Bangsa Indonesia terhadap kolonialisme mayoritas berupa perlawanan berhaluan Hard Power, di mana perlawanan seperti ini biasannya perlawanan yang bersifat perlawanan kovensional atau melalui jalur peperangan. Sehingga "Mungkin" tokoh lain ingin memliki gerakan perlawanan Soft Power yaitu melalui pendidikan yaitu dengan mendirikan Budi Utomo. Memang pada akhirnya Budi Utomo banyak melahirkan tokoh - tokoh perlawanan. Termasuk tokoh sentral Bung karno. Sehingga kedepannya Bangsa Indonesia memerlukan perlawanan Soft Power sebagai pelengkap irisan perlawanan bangsa. Kita lihat bagaimana pentingnya sebuah kekuatan Soft Power dalam Diplomasi dalam Konferensi Meja Bundar. Yang menentukan, pada tahun 1949 yang akhirnya Belanda mengakui wilayah kedaulatan Indonesia. Tentu, para tokoh dalam perwakilan Konferensi Meja Bundar di Den Hag Belanda itu para tokoh yang mengenyam pendidikan yang baik. 

Di sisi penalaran referensi "komparatif" memang banyak kesuksesan Soft Power mengantarkan Bangsa lain merdeka. Kita lihat tokoh bangsa, seperti Mahatma Gandhi dengan gerakan Non-Violent Struggle di mana perlawanan melalui hati, dan penekanan perlawanan terhadap penjajahan Inggris dengan gerakan perdamaian. Sehingga mematik simpati global pada waktu itu serta melahirkan dukungan melalui diplomasi di kancah internasional terhadap kemerdekaan India. 

Tentu, pada akhirnya perlawanan Hard Power juga tidak bisa kita lupakan bila mengingat sejarah Perjuangan Bangsa ini melawan penjajah. Namun untuk Harkitnas, boleh kita Simpulkan sebagai bentuk perlawanan Soft Power Pemuda Indonesia Terhadap Kolonialisme. Kenapa Pemuda, Karena tokoh - tokoh pendiri Budi Utomo adalah para pemuda. Jadi Ingat kata tokoh Nelson Mandela Sebagai Penutup Tulisan singkat ini 'Education is the most powerful weapon which you can use to change the world'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun