Mohon tunggu...
ariel natanael
ariel natanael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai Perkenalkan saya Ariel Natanael hobi saya suka membaca dan membuat artikel/ jurnal mengenai teknik sipil, keuangan, film, dsb. Jika berminat berdiskusi bisa email arielnatanael66@gmail.com terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Harus Belajar dari Dubai dalam Menangani Banjir Besar

26 April 2024   10:43 Diperbarui: 26 April 2024   10:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, terutama di musim hujan, sering kali dihantui oleh ancaman banjir besar yang merusak dan mengganggu kehidupan masyarakat serta aktivitas ekonomi. Dalam konteks ini, pembelajaran dari Dubai, sebuah kota yang juga rentan terhadap fenomena alam yang ekstrem, dapat memberikan wawasan berharga bagi Indonesia dalam menangani masalah banjir. Berikut adalah beberapa poin yang dapat dijadikan landasan untuk artikel tersebut:

  1. Sistem Drainase dan Pengelolaan Air: Dubai telah mengembangkan sistem drainase yang canggih dan infrastruktur pengelolaan air yang efisien. Indonesia dapat belajar dari cara Dubai mengelola air hujan, termasuk pembangunan saluran air, retensi air, dan penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan pengaliran air.

  2. Penanganan Limbah: Masalah sampah dan limbah dapat menjadi faktor pendorong banjir di banyak kota di Indonesia. Dubai telah mengembangkan sistem pengelolaan limbah yang efektif, termasuk daur ulang limbah dan penanganan limbah yang ramah lingkungan. Pendekatan ini dapat membantu mengurangi risiko banjir akibat penyumbatan saluran air.

  3. Penyediaan Infrastruktur Bangunan Anti-Banjir: Dubai dikenal dengan desain bangunan yang tangguh, termasuk bangunan anti-banjir dan infrastruktur tahan air. Indonesia dapat mempertimbangkan penerapan teknologi dan desain serupa dalam pembangunan kota untuk mengurangi dampak banjir.

  4. Penggunaan Teknologi untuk Pemantauan dan Peringatan Dini: Dubai menggunakan teknologi canggih untuk memantau cuaca, tingkat air, dan potensi banjir. Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat dan mengambil langkah-langkah preventif dengan cepat.

  5. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Dubai aktif dalam kampanye pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi risiko bencana alam. Indonesia juga perlu fokus pada pendidikan lingkungan dan kesadaran masyarakat untuk mengurangi perilaku yang dapat memperparah banjir, seperti pembuangan sampah sembarangan.

Dengan menggabungkan pendekatan infrastruktur, teknologi, dan pendidikan masyarakat, Indonesia dapat belajar dari pengalaman Dubai dalam menghadapi tantangan banjir besar dan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk menjaga kota-kota dari ancaman banjir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun