Dalam perdebatan politik dan kebijakan publik, istilah "ordal" atau biasa disebut Orang Dalam, sering kali menjadi sorotan yang kontroversial. Konsep ini mengacu pada praktik atau upaya mempengaruhi proses politik dari dalam, baik melalui intervensi, manipulasi, maupun infiltrasi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu. Meskipun tak selalu terlihat secara langsung, pengaruh "ordal" dapat menggerus fondasi demokrasi kita.
Dalam konteks politik, fenomena "ordal" seringkali terkait dengan upaya pengaruh dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik itu kelompok kepentingan politik, kepentingan bisnis, atau bahkan negara asing. Bentuk intervensi bisa bermacam-macam, mulai dari penyebaran disinformasi dan propaganda, hingga upaya merusak reputasi lawan politik.
Salah satu aspek yang paling merusak dari praktik "ordal" adalah penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran etika politik. Ketika individu atau kelompok tertentu menggunakan kekuasaan atau sumber daya mereka untuk mencapai tujuan politik yang tidak jujur atau tidak transparan, maka demokrasi kita terancam.
Demokrasi, pada prinsipnya, adalah sistem yang didasarkan pada kebebasan, keadilan, dan partisipasi aktif dari masyarakat. Namun, ketika "ordal" mengintervensi proses politik, maka kebebasan dan keadilan bisa terancam. Warga tidak lagi dapat membuat keputusan yang berdasarkan informasi yang akurat dan transparan, dan proses politik menjadi terdistorsi oleh kepentingan-kepentingan yang tidak sehat.
Kita telah menyaksikan dampak negatif dari praktik "ordal" dalam berbagai konteks politik di seluruh dunia. Dari skandal penggunaan data pribadi oleh perusahaan teknologi besar hingga tuduhan campur tangan asing dalam pemilihan umum, pengaruh "ordal" terus merongrong integritas demokrasi.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengakui ancaman yang ditimbulkan oleh praktik "ordal" dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi demokrasi kita. Ini termasuk memperkuat aturan dan lembaga yang bertanggung jawab mengawasi integritas politik, meningkatkan transparansi dalam pembiayaan politik, dan meningkatkan literasi politik di kalangan masyarakat.
Demokrasi kita akan tetap tegak dan kuat jika kita semua bersatu melawan upaya-upaya yang merusak integritasnya. Kita harus bersatu untuk melawan praktik "ordal" dan memastikan bahwa proses politik kita tetap bersih, transparan, dan berpihak pada kepentingan rakyat.Â
Hanya dengan cara ini kita dapat memastikan bahwa demokrasi kita tetap berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai sistem yang melayani kepentingan semua warga negara, bukan hanya segelintir elit yang memiliki kekuasaan dan sumber daya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H