Industri mode adalah salah satu yang terbesar dan paling berpengaruh di dunia, tetapi di balik kilauan dan glamor yang terlihat, ada realitas kejam yang dihadapi oleh para pekerja di industri fast fashion. Fast fashion, sebuah model bisnis yang memproduksi pakaian dengan cepat dan murah untuk menanggapi tren mode yang berubah dengan cepat, telah menjadi pendorong utama eksploitasi buruh, kondisi kerja yang buruk, dan dampak lingkungan yang merusak.
Di balik setiap pakaian yang murah dan bergaya yang kita beli, ada cerita-cerita pahit para pekerja di pabrik-pabrik garmen di negara-negara berkembang. Mereka sering bekerja dalam kondisi yang tidak aman dan tidak sehat, dengan jam kerja yang panjang dan upah yang sangat rendah. Banyak dari mereka adalah wanita dan anak-anak yang rentan, yang terjebak dalam siklus kemiskinan dan eksploitasi.
Salah satu aspek paling mengerikan dari industri fast fashion adalah praktik buruh yang disamarkan, seperti kerja paksa dan perbudakan modern. Banyak pabrik garmen di negara-negara seperti Bangladesh, India, dan Vietnam menggunakan tenaga kerja paksa, mempekerjakan anak-anak di bawah umur, dan mengabaikan hak-hak dasar pekerja. Mereka terkadang terjebak dalam kontrak kerja yang tidak adil dan memaksa mereka untuk bekerja di bawah tekanan yang ekstrim.
Selain dampak sosial, industri fast fashion juga memiliki dampak lingkungan yang besar. Proses produksi yang cepat dan massal menghasilkan limbah yang besar dan polusi lingkungan yang merusak. Bahan-bahan sintetis yang digunakan dalam pakaian sering kali tidak dapat terurai dan mencemari air dan tanah. Selain itu, penggunaan pestisida dan bahan kimia beracun dalam pertanian kapas yang digunakan untuk produksi pakaian juga berdampak buruk pada lingkungan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif dari semua pihak terkait, termasuk perusahaan mode, pemerintah, organisasi nirlaba, dan konsumen. Perusahaan mode harus bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, memastikan bahwa standar kerja yang adil diterapkan di seluruh rantai pasokan mereka dan bahwa praktik-praktik yang merugikan pekerja dihapuskan. Pemerintah juga harus mengimplementasikan undang-undang yang ketat untuk melindungi hak-hak pekerja dan mengatur industri mode secara lebih ketat.
Di sisi konsumen, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif dari fast fashion dan mendorong kebiasaan berbelanja yang lebih bertanggung jawab. Dengan memilih untuk membeli pakaian dari merek yang memprioritaskan keberlanjutan dan keadilan sosial, kita dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perubahan dalam industri mode menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil bagi semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H