Mohon tunggu...
ariel natanael
ariel natanael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai Perkenalkan saya Ariel Natanael hobi saya suka membaca dan membuat artikel/ jurnal mengenai teknik sipil, keuangan, film, dsb. Jika berminat berdiskusi bisa email arielnatanael66@gmail.com terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gus Muhaimin: Desa Sebagai Landasan Pembangunan dari Bawah

22 Januari 2024   10:21 Diperbarui: 22 Januari 2024   11:27 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada suatu masa, Indonesia melalui periode panjang Orde Baru yang dicirikan oleh pemerintahan otoriter dan sentralistik. Namun, dalam refleksi sejarahnya, Gus Muhaimin, seorang tokoh dan intelektual, menyoroti kegagalan pembangunan pada masa itu dengan pernyataan yang tajam: "Zaman Orde Baru kita gagal karena membangun dari atas, desa adalah pembangunan dari bawah."

Gus Muhaimin, yang dikenal dengan pemikirannya yang progresif, mengajak kita untuk memahami bahwa kegagalan pembangunan tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan yang kurang tepat, tetapi juga oleh pendekatan yang salah. Menurutnya, pembangunan yang efektif dan berkelanjutan harus dimulai dari masyarakat, khususnya dari tingkat desa.

Pernyataan ini sejalan dengan gagasan pembangunan dari bawah atau "bottom-up development." Gus Muhaimin menekankan bahwa desa, sebagai unit paling dasar dalam struktur masyarakat, harus menjadi titik sentral dalam proses pembangunan. Mengapa demikian?

  1. Partisipasi Masyarakat: Gus Muhaimin menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan. Desa, sebagai tempat tinggal mayoritas penduduk Indonesia, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan jika diberdayakan dengan baik.

  2. Otonomi Desa: Gagasan Gus Muhaimin sejalan dengan konsep otonomi daerah. Desa-desa harus memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam mengelola sumber daya lokal mereka sendiri, tanpa terlalu banyak campur tangan dari pemerintah pusat.

  3. Keadilan Sosial: Dengan memfokuskan pembangunan pada desa, Gus Muhaimin berupaya menciptakan keadilan sosial. Dia meyakini bahwa pembangunan yang dimulai dari desa dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial antara daerah perkotaan dan pedesaan.

  4. Keberlanjutan Lingkungan: Desa sebagai basis pembangunan dari bawah juga memberikan peluang untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan memahami kebutuhan lokal dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak, pembangunan dapat dilakukan tanpa merusak ekosistem.

Gus Muhaimin tidak hanya mengkritik, tetapi juga mendorong perubahan menuju pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dia memandang desa sebagai jantung dari kesejahteraan bangsa, tempat di mana kebijakan pembangunan seharusnya menciptakan dampak paling signifikan.

Melalui pandangannya yang kritis terhadap pembangunan, Gus Muhaimin menyerukan agar kita tidak hanya fokus pada kemajuan materi, tetapi juga pada kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. Sebagai suara yang meresap dalam sejarah pembangunan Indonesia, Gus Muhaimin terus menginspirasi generasi untuk memandang desa sebagai pondasi utama dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun