Dalam era informasi yang terus berkembang, kemampuan untuk terus belajar, melupakan, dan belajar kembali (learn, unlearn, relearn) telah menjadi kunci bagi individu yang ingin tetap relevan dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Gaya hidup ini bukan hanya tentang menggali pengetahuan baru, tetapi juga menggali kemampuan untuk merespons perubahan dan adaptasi.
"Learn" (belajar) melibatkan proses berkelanjutan untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan wawasan baru. Ini bisa melalui membaca, mengikuti kursus, mendengarkan pengalaman orang lain, atau mengeksplorasi bidang baru yang menarik minat. Kemampuan untuk terus belajar adalah pondasi utama untuk pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan.
Namun, belajar bukan hanya tentang menambah informasi baru. Terkadang, kita perlu "Unlearn" (melupakan) hal-hal yang sudah kita yakini sebelumnya yang mungkin sudah tidak lagi relevan atau akurat. Proses unlearning merupakan tantangan yang sebenarnya, karena seringkali kita melekat pada pemahaman lama atau kebiasaan yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Menyadari dan siap untuk melepaskan hal-hal ini merupakan langkah penting dalam mengembangkan pemikiran yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.
Selanjutnya, "Relearn" (belajar kembali) mengacu pada proses menyesuaikan dan membangun kembali pemahaman yang lebih baik dan relevan. Ini melibatkan integrasi pengetahuan baru dengan pemahaman yang sudah ada, menggabungkan pengalaman lama dengan pengetahuan baru yang diperoleh. Kemampuan untuk beradaptasi dan memperbarui cara pandang atau pendekatan terhadap suatu hal merupakan kunci untuk tetap kompetitif dan relevan di dunia yang terus berubah.
Gaya hidup learn, unlearn, relearn menekankan pada pentingnya kesadaran diri dan fleksibilitas mental. Ini bukan hanya tentang memperoleh banyak informasi, tetapi juga tentang bagaimana kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup pribadi maupun profesional.
Dalam konteks profesional, banyak organisasi yang juga mulai mengadopsi konsep learn, unlearn, relearn dalam budaya perusahaan mereka. Mereka memotivasi karyawan untuk terus belajar, menghilangkan kebiasaan lama yang tidak lagi efektif, dan mengadopsi pendekatan baru yang memungkinkan inovasi dan perkembangan berkelanjutan.
Dalam kesimpulannya, gaya hidup learn, unlearn, relearn bukan hanya sekadar serangkaian tindakan, tetapi sebuah filosofi yang mengubah cara kita memandang belajar dan pertumbuhan. Dengan mengadopsi sikap terbuka terhadap pembelajaran dan perubahan, kita dapat menciptakan diri yang lebih adaptif, kreatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H