Di bawah langit biru yang luas, Muda jiwa berkobar membara. Bertutur dalam bahasa cinta, Berlirik pada sejarah yang menari.
Puisi-puisi tercipta dalam budi, Tinta pena menari di atas kertas. Budaya, seakan basah oleh embun pagi, Muda jiwa menjelma sebagai pewaris.
Dalam senyum yang merekah, Tersematlah nilai-nilai luhur. Bukan hanya di bibir terbuka, Namun di hati yang kental berbudaya.
Muda jiwa, bukan sekadar kata, Tapi nyata dalam langkah-langkahnya. Menari di atas kearifan lokal, Menyatu dengan irama nenek moyang.
Kain tenun berbicara tentang kisah, Diceritakan lewat setiap motif. Muda jiwa, menjadi pelukis, Menyulam benang sejarah yang kaya.
Pantang menyerah, pantang menyerah, Muda jiwa berlari meraih impian. Namun, di setiap langkahnya, Budaya tetap dijaga, dihormati.
Ketika lilin menyala di malam pekat, Bukalah kitab-kita yang usang. Muda jiwa, terangi dirimu, Dengan hikmah yang bersemayam di sana.
Mengalun syair dalam lagu rakyat, Muda jiwa memahat identitas. Bukan melupakan akar bumi, Namun mengheningkan cinta terhadapnya.
Muda jiwa berbudaya, Menyatu dengan warisan leluhur. Di setiap gerak dan langkah, Cinta terhadap budaya meruah.
Di bawah langit biru yang luas, Muda jiwa berbudaya tumbuh. Seperti bunga yang mekar di musim semi, Mereka adalah harapan masa depan yang cemerlang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H