Mohon tunggu...
Ariel Ly
Ariel Ly Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Ariel Delvan Mone Ly, NIM: 242014

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Seks Bebas di Kalangan Anak Muda, Wajar?

22 Oktober 2024   00:39 Diperbarui: 22 Oktober 2024   00:39 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena seks bebas di kalangan anak muda semakin sering menjadi perhatian masyarakat. Perubahan gaya hidup, kemajuan teknologi, dan akses informasi melalui media sosial diakui sebagai faktor utama yang mempercepat perubahan perilaku tersebut. Fenomena ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan orang tua, pendidik, dan pemerintah. Bahkan, banyak anak muda yang merasa bangga dan justru memamerkan gaya hidup ini ke media sosial. Apakah perilaku ini "diwajarkan?"

Pengaruh Pergaulan dan Teknologi

Interaksi sosial dan lingkungan memiliki dampak signifikan terhadap pikiran dan perilaku generasi muda. Sekarang, ada kecenderungan di kalangan anak muda untuk menjadikan seks bebas sebagai bagian dari gaya hidup modern. Di sisi lain, media sosial seringkali menampilkan konten yang memuja hubungan tanpa ikatan yang serius. Hal ini menciptakan ilusi bahwa perilaku tersebut adalah hal yang normal dan wajar.

Kemajuan teknologi dan akses informasi yang begitu mudah juga memperparah kondisi ini. Pornografi dan konten eksplisit lainnya semakin mudah diakses, bahkan oleh anak-anak di bawah umur. Tanpa pengawasan yang memadai, anak-anak muda bisa dengan mudah terpapar konten yang dapat membentuk pandangan yang keliru tentang seks dan hubungan. 

Dampak Kesehatan dan Psikologis

Seks bebas di kalangan anak muda tidak hanya berdampak pada aspek moral, tetapi juga membawa konsekuensi serius bagi kesehatan fisik dan mental. Penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, gonore, dan herpes dapat menyebar lebih mudah jika seks dilakukan tanpa pengaman. Selain itu, kehamilan yang tidak diinginkan sering kali menjadi salah satu akibat dari perilaku ini, yang kemudian bisa menyebabkan stres psikologis, aborsi, hingga masalah sosial seperti pernikahan dini atau pengasuhan anak di usia muda.

Dari sisi psikologis, banyak anak muda yang terlibat dalam seks bebas sering mengalami tekanan emosional, perasaan rendah diri, depresi, hingga berujung bunuh diri. Hubungan tanpa komitmen yang jelas dapat berdampak emosional, terutama jika salah satu pihak tidak siap secara mental.

Pentingnya Pendidikan Seks yang Komprehensif

Salah satu cara mengatasi ini adalah dengan memberikan pendidikan seks yang komprehensif kepada anak muda. Banyak masyarakat yang masih enggan membicarakan tentang seks, padahal kurangnya pemahaman dapat berakibat pada perilaku yang tidak sehat. Pendidikan seks bukan untuk mendorong anak muda berhubungan seks, melainkan memberikan pemahaman tentang risiko, tanggung jawab, dan aspek emosional dari hubungan seks.

Pendidikan yang baik harus menekankan pentingnya kesehatan reproduksi, penggunaan kontrasepsi, serta hubungan yang sehat dan bertanggung jawab. Dengan demikian, diharapkan anak muda dapat membuat keputusan yang bijaksana mengenai hubungan seks mereka.

Peran Orang Tua dan Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun